Sindrom nefrotik dapat mengganggu pembuangan lemak, sehingga terjadi penumpukan di dalam darah.
Kondisi ini juga meningkatkan produksi lemak di hati, sehingga memicu trigliserida dan kolesterol tinggi.
Systemic lupus erythematosus (SLE) adalah penyakit autoimun yang dapat mempengaruhi ginjal, sistem gastrointestinal (GI), dan persendian.
Kondisi ini kerap dikaitkan dengan lemak tinggi di dalam darah karena ginjal dan sistem pencernaan tidak bekerja secara optimal.
Orang dengan SLE kerap menunjukkan hasil tes darah dengan kolesterol dan trigliserida tinggi.
Seperti diketahui, kehamilan bukan penyakit, melainkan kondisi yang dialami wanita saat janin berkembang di dalam rahim.
Ketika wanita sedang hamil, hormon seperti estrogen, progesteron, dan laktogen merangsang pelepasan trigliserida dari lemak yang disimpan tubuh.
Hal ini memicu sedikit kenaikan kadar trigliserida. Namun, umumnya tidak terlalu membahayakan ibu hamil karena trigliserida digunakan untuk membentuk plasenta.
Baca juga: 7 Cara Mengatasi Trigliserida Tinggi dengan Obat dan secara Alami
Kondisi yang perlu diwaspadai yaitu ketika ibu hamil menderita diabetes gestasional (diabetes saat hamil) atau obesitas. Bumil dengan diabetes dan obesitas berisiko mengalami lonjakan trigliserida yang membahayakan tubuh.
Selain genetik dan gaya hidup, beberapa penyakit seperti diabetes dan kondisi tertentu yaitu kehamilan dapat menjadi penyebab trigliserida tinggi. Namun, untuk memastikan kondisi Anda, sebaiknya segera periksa ke dokter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.