Ini karena dapat menyebabkan iritasi kulit bagi sebagian orang, terutama jika abu tersebut bersifat asam.
Gejala iritasi karena efek abu vulkanik untuk kesehatan kulit meliputi:
-
- Kulit kemerahan dan gatal
- Infeksi sekunder akibat garukan.
Selain risiko kesehatan jangka pendek dan panjang, efek abu vulkanik tidak langsung juga harus kita waspadai.
Berikut beberapa efek abu vulkanik untuk kesehatan kita secara tidak langsung:
-
- Efek pada jalan: berkurangnya jarak pandang dari abu di udara saja dapat menyebabkan kecelakaan.
- Efek daya listrik padam: hujan abu vulkanik menyebabkan pemadaman listrik. Ini bisa berimplikasi pada kesehatan karena kurangnya pemanas atau persyaratan infrastruktur publik lain yang bergantung pada listrik.
- Efek pada persediaan air bersih: abu vulkanik dapat menyebabkan kontaminasi air atau penyumbatan dan kerusakan peralatan pasokan air. Ini bisa mengakibatkan kita mengalami kekurangan air, dehidrasi, atau masalah kebersihan.
- Efek pada sanitasi (pembuangan air limbah dan sebagainya): penonaktifan sementara sistem sanitasi daerah/kota dapat menyebabkan peningkatan penyakit di daerah yang terkena dampak.
- Risiko atap runtuh: atap dapat roboh karena beratnya abu, mengakibatkan cedera atau kematian bagi mereka yang berada di bawahnya. Ada bahaya jatuh dari atap saat membersihkan abu di atap yang sudah kelebihan beban. Dalam beberapa letusan gunung berapi orang meninggal setelah jatuh dari atap saat membersihkan abu vulkanik.
Setelah menyimak beberapa bahaya abu vulkanik untuk kesehatan di atas, ada baiknya Anda yang sedang terpapar zat berbahaya ini bisa meminimalkan risiko kesehatan yang mungkin timbul. Salah satunya dengan memakai masker dan menggunakan pelindung mata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.