Risiko tersebut lebih tinggi pada ibu hamil yang puasa ketika usia kandungannya sudah memasuki paruh kedua trimester 2.
Dikutip dari Tommy’s, puasa dikhawatirkan meningkatkan risiko dehidrasi pada ibu hamil, tertutama jika Ramadhan berlangsung di musim panas atau kemarau panjang.
Kondisi ini bisa memengaruhi fungsi ginjal ibu hamil dan produksi cairan ketuban berkurang.
Meskipun ada beberapa penelitian yang menyebut risiko puasa pada ibu hamil, ada juga penelitian yang membuktikan puasa Ramadhan tidak berdampak signifikan pada kesehatan ibu hamil dan janin yang sehat.
Mengingat hasil penelitian tentang puasa dan kehamilan belum konklusif, ahli sepakat dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk memahami bagaimana dampak puasa terhadap kesehatan ibu hamil dan janin.
Namun, secara umum sebenarnya dampak puasa pada kehamilan sangat tergantung dengan kondisi kesehatan ibu, usia kehamilan, dan cuaca saat Ramadhan.
Baca juga: Apakah Ibu Hamil Boleh Minum Paracetamol?
Apabila dokter dan bidan sudah menyatakan ibu hamil boleh menjalankan puasa, ada beberapa tips yang bisa dijajal.
Dilansir dari British Nutrition Foundation, berikut beberapa di antaranya:
Ingat, jika ibu hamil diberi rekomendasi atau boleh menjalankan puasa dan tapi merasa tidak enak badan, segera batalkan puasa dan hubungi bidan atau dokter yang menangani.
Setelah menyimak penjelasan apakah ibu hamil boleh puasa di atas, keputusan untuk berpuasa selama kehamilan harus dipertimbangkan secara hati-hati dengan memperhatikan kesehatan ibu dan janin.
Jika masih ragu-ragu atau masalah kesehatan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk berpuasa.
Baca juga: Apakah Ibu Hamil Boleh Makan Nanas?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.