KOMPAS.com - Stres merupakan respon alami tubuh terhadap kondisi tertentu yang memberikan tekanan berlebih terhadap fisik dan emosi.
Ketika stres tidak ditangani dan bertambah parah serta berlangsung dalam waktu yang lama, kondisi ini akan berubah menjadi depresi.
Untuk lebih jelasnya, ketahui perbedaan antara depresi dan stres berikut ini.
Baca juga: 15 Efek Buruk Stres untuk Kesehatan dan Cara Mencegahnya
Dilansir dari Healthline, stres merupakan kondisi yang dialami tubuh sebagai respon terhadap tuntutan fisik atau emosi.
Stres yang dirasakan oleh seseorang bisa menyebabkan depresi atau merupakan salah satu gejala depresi yang dialami.
Namun, tidak semua orang yang merasa stres akan berubah menjadi depresi.
Ada beberapa faktor yang akan memengaruhi depresi yang dialami, mulai dari faktor biologis, genetik, hingga kondisi medis tertentu.
Selain itu, ada beberapa perbedaan antara depresi dan stres menurut penyebab dan gejalanya.
Disarikan dari Cleveland Clinic dan WebMD, berikut adalah perbedaan antara depresi dan stres.
Penyebab stres akan berbeda-beda untuk masing-masing individu, namun ada beberapa penyebab umum yang akan dialami, seperti:
Ketika mengalami situasi yang berat secara fisik atau mental, kondisi hormon, pernapasan, kardiovaskular, dan sistem saraf akan berubah.
Perubahan yang terjadi tersebut merupakan respon alami tubuh untuk bertahan dan menyelamatkan diri.
Sebaliknya, penyebab depresi tidak diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang akan memicu terjadinya depresi, seperti:
Seseorang yang mengalami depresi akan mengalami perubahan yang signifikan di dalam hidupnya, termasuk timbul keinginan untuk mengakhiri hidup.
Baca juga: Apa Ciri-ciri Orang yang Sedang Depresi?
Beberapa orang yang mengalami stres tidak menunjukkan gejala yang parah karena bisa hanya berupa rasa tidak nyaman di perut dan keringat yang muncul di telapak tangan.