Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu HIV dan AIDS? Kenali Perbedaannya Berikut...

Kompas.com - 18/05/2023, 09:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - HIV paling parah berangsur-berangsur akan menyebabkan AIDS.

HIV atau human immunodeficiency virus adalah penyakit jangka panjang (kronis) yang memiliki beberapa tahap infeksi.

Ketika penderita HIV tidak mendapatkan pengobatan yang tepat, kondisinya akan berkembang menjadi acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).

Artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang apa itu HIV dan AIDS.

Baca juga: Kenali Apa Itu HIV, Penyebab, dan Tanda-tandanya

Apa itu HIV?

Mengutip HIV.gov, HIV adalah virus yang menyerang sel-sel yang membantu tubuh melawan infeksi, membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi penyakit lain.

Virus ini menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh tertentu dari penderita HIV.

Umumnya, ini ditularkan melalui hubungan seks tanpa kondom atau penggunaan peralatan suntik bersama untuk penyalahgunaan narkoba.

Begitu Anda terinfeksi HIV, Anda akan mengidapnya seumur hidup.

Infeksi menular seksual ini tidak dapat disingkirkan oleh sistem tubuh dan belum ada obat untuk menyembuhkan HIV.

 

Baca juga: 4 Faktor Risiko HIV yang Harus Diwaspadai

Meski demikian, infeksi menular seksual ini dapat dikendalikan dengan obat terapi antiretroviral (ART).

Jika dikonsumsi sesuai resep, obat ART dapat mengurangi jumlah HIV dalam darah (viral load) ke tingkat yang sangat rendah. Perawatan ini disebut penekan virus (viral suppression.

Jika viral load seseorang sangat rendah hingga laboratorium standar tidak dapat mendeteksinya, ini disebut viral load tidak terdeteksi.

Orang dengan HIV yang meminum obat HIV sesuai resep dan mempertahankan viral load tidak terdeteksi, memiliki harapan hidup lebih panjang dan tidak akan menularkan HIV ke pasangan HIV negatif melalui hubungan seks.

Namun jika HIV tidak diobati dengan tepat, virus ini akan menyebabkan penyakit AIDS.

Baca juga: 7 Kelompok Rentan Terkena HIV yang Memiliki Faktor Risiko Tinggi

Apa itu AIDS?

AIDS adalah tahap akhir dari infeksi HIV yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh sudah rusak parah karena infeksi virus ini.

Kondisi penderita HIV dianggap telah berkembang menjadi AIDS, ketika:

  • Jumlah sel CD4 turun di bawah 200 sel per milimeter kubik darah (sel/mm3). Pada seseorang dengan sistem kekebalan yang sehat, jumlah CD4 antara 500 sampai 1.600 sel/mm3.
  • Tubuh mengembangkan satu atau lebih komplikasi HIV (infeksi oportunistik) terlepas dari jumlah sel CD4.

Sel CD4 adalah sel yang sangat bermanfaat untuk membantu melawan infeksi apa pun yang masuk tubuh.

Tanpa mendapatkan pengobatan HIV, penderita AIDS rata-rata bertahan hidup sekitar 3 tahun.

Begitu seseorang mengidap komplikasi HIV yang berbahaya, harapan hidup tanpa pengobatan turun menjadi sekitar 1 tahun.

Baca juga: Bagaimana HIV Menular dari Orang ke Orang?

Dikutip dari MedicineNet, berikut 3 stadium HIV:

  • Stadium 1 (infeksi HIV akut): berlangsung selama satu atau dua minggu.
  • Stadium 2 (infeksi HIV kronis): tanpa pengobatan HIV, penderitanya dapat bertahan dalam tahap ini selama 10 hingga 15 tahun.
  • Stadium 3 (AIDS): beberapa infeksi oportunistik muncul. Semakin rendah jumlah sel CD4 dalam tubuh, infeksi oportunistik berisiko semakin kompleks.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan HIV dalam empat tahap berdasarkan jumlah sel CD4, yaitu sebagai berikut:

  • Stadium 1 (infeksi HIV akut): jumlah sel CD4 setidaknya 500 sel/mm3.
  • Stadium 2 (infeksi HIV kronis): jumlah sel CD4 adalah 350 hingga 499 sel/mm3.
  • Stadium 3 (penyakit HIV lanjut): jumlah sel CD4 adalah 200 hingga 349 sel/mm3.
  • Stadium 4 (AIDS): jumlah sel CD4 kurang dari 200 sel/mm3.

Jumlah sel CD4 normal harus antara 500 hingga 1600 sel/mm3. Semakin tinggi jumlah CD4, semakin rendah kemungkinan penyakit oportunistik bisa terjadi.

Baca juga: 21 Komplikasi HIV yang Harus Diwaspadai, Ada Herpes dan Kanker

Pengobatan HIV melibatkan kombinasi obat yang dikenal sebagai terapi antiretroviral (ART).

ART tidak dapat menyembuhkan HIV. Namun, itu dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup penderita HIV.

ART menghentikan perkembangbiakan virus dan mengurangi jumlah virus dalam tubuh untuk membantu pasien tetap sehat.

Setelah pengobatan dimulai, pasien harus terus mematuhi dosis penggunaan obat agar efektif bekerja.

Kesalahan dalam penggunaan obat itu dapat mengakibatkan berkembangnya sifat resistensi tubuh terhadap obat-obatan.

Baca juga: Bahaya Penyakit HIV yang Harus Jadi Perhatian

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau