KOMPAS.com - Kerusakan bisa terjadi pada saraf otonom, yang kemudian disebut sebagai neuropati otonom.
Mengutip Cleveland Clinic, saraf otonom adalah saraf yang mengontrol proses bawah sadar di seluruh tubuh, bahkan saat Anda tidur.
Baca juga: Kenali Apa Itu Neuropati, Penyebab, dan Tanda-tandanya
Contoh fungsi saraf otonom adalah menjalankan aktivitas tanpa perlu berpikir, seperti bernapas dan jantung berdetak.
Jika saraf ini rusak dapat menyebabkan masalah pada detak jantung, tekanan darah, suhu tubuh, pencernaan, dan lain sebagainya.
Berikut artikel ini akanmengulas lebih lanjut tentang neuropati otonom, penyabab, dan tanda-tandanya yang harus diwaspadai.
Baca juga: 6 Jenis Neuropati yang Menyebabkan Nyeri dan Lemah Otot
Mengutip Mayo Clinic, neuropati otonom adalah sekelompok kondisi yang disebabkan oleh kerusakan saraf Anda yang mengontrol fungsi tubuh secara otomatis.
Fungsi tubuh yang bekerja otomatis meliputi untuk mengatur tekanan darah, suhu tubuh, proses pencernaan, buang air kecil, dan orgasme.
Kerusakan saraf memengaruhi pesan yang dikirim antara otak dan organ lain serta area sistem saraf otonom.
Area tersebut meliputi jantung, pembuluh darah, kandung kemih, dan kelenjar keringat.
Baca juga: 12 Penyebab Neuropati yang Harus Diwaspadai
Dikutip dari WebMD, ada banyak hal yang dapat menjadi penyebab neuropati otonom, yaitu:
Baca juga: Kenali Apa Itu Neuropati Perifer, Penyebab, dan Tanda-tandanya
Mengutip Mayo Clinic, berikut macam tanda-tanda neuropati otonom:
Baca juga: Kenali Apa Itu Neuropati Diabetik, Penyebab, dan Tanda-tandanya
Ada harus segera periksa ke dokter, jika memiliki tanda-tanda neuropati otonom tersebut.
Dokter mungkin akan melakukan beberapa tes untuk mendiagnosis neuropati otonom, seperti tes darah, tes refleks, dan USG.
Jika Anda menderita diabetes tipe 2, American Diabetes Association, merekomendasikan skrining neuropati otonom tahunan yang dimulai saat Anda menerima diagnosis.
Jika neuropati otonom disebabkan oleh diabetes tipe 1, Anda mungkin perlu melakukan pemeriksaan tahunan dimulai 5 tahun setelah didiganosis.
Baca juga: Tanda-tanda Neuropati Diabetik yang Harus Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.