Selain itu, masalah kesehatan seperti anemia yang diderita ibu hamil dan kekurangan berat badan juga bisa memengaruhi pertumbuhan si kecil.
Baca juga: 1 Telur Per Hari: Cara Mudah dan Murah Mengatasi Stunting menurut Ahli
WHO juga menjelaskan bahwa penyebab utama stunting adalah malnutrisi atau asupan nutrisi yang tidak adekuat.
Padahal, pertumbuhan anak sangat bergantung pada pola makan dan menu yang disediakan orangtua.
Jika si kecil tidak mendapatkan nutrisi yang tepat, ia akan mengalami hambatan dalam pertumbuhannya, tak peduli seberapa banyak porsi makanan yang masuk ke dalam mulut.
Bayi berusia 0-6 bulan bisa mengalami gagal tumbuh karena pasokan air susu ibu atau ASI yang tidak memadai atau penggunaan susu formula yang tidak tepat.
Saat MPASI, seorang anak membutuhkan makanan mengandung karbohidrat, protein, vitamin dan mineral demi mendapatkan nutrisi seimbang untuk pertumbuhannya.
Infeksi berulang atau kronis yang dialami si kecil dalam 1000 hari pertama kehidupan atau 3 tahun awal juga dapat menyebabkan gagal tumbuh.
Kekebalan tubuh yang lemah dan sering sakit menyebabkan anak stunting karena nutrisi dari makanan digunakan untuk melawan infeksi atau penykit yang diderita anak.
Baca juga: Bagaimana Proses Terjadinya Stunting? Simak Penjelasan Ahli Berikut…
Hormon Pertumbuhan atau Human Growth Hormone (HGH) berperan penting dalam pertumbuhan, komposisi tubuh, perbaikan sel, dan metabolisme anak.
Dalam keadaan normal, GH mendorong pertumbuhan jaringan tubuh.
Jika seorang anak kekurangan Human Growth Hormone, ia berisiko gagal tumbuh.
Refluks asam lambung mengakibatkan seorang anak muntah dalam jumlah banyak, tak peduli pada makanan atau minuman yang mereka santap.
Sering muntah membuat si kecil kekurangan nutrisi, meski mendapat diet seimbang.
Hipotiroidisme adalah kondisi ketika kelenjar tiroid tidak normal atau kurang aktif.
Padahal, kelenjar tiroid bertanggung jawab dala melepaskan hormon yang mendorong pertumbuhan normal.