OCD terjadi karena banyak faktor yang mendasarinya. Salah satunya terkait dengan tingkat disfungsional neurotransmiter, meliputi kelebihan dopamin, kelebihan glutamat, kekurangan serotonin, dan kekurangan GABA.
Baca juga: Detoks Dopamin, Cara Lepaskan Diri Dari Kesenangan Sementara
Paranoia adalah masalah psikologis yang ditandai dengan ketidakpercayaan dan kecurigaan terhadap orang lain tanpa alasan yang memadai.
Dopamin adalah kunci dari proses mengalihkan perhatian untuk fokus pada potensi ancaman.
Dopamin dilepaskan di korteks prefrontal otak ketika seseorang marasakan potensi bahaya, merangsang korteks prefrontal untuk mengalihkan fokusnya ke bagian otak yang merespons ancaman.
Ketika kelebihan dopamin, itu dapat menyebabkan otak menimbang input negatif terlalu tinggi. Hal ini kemudian dapat mengakibatkan terjadinya paranoia.
Psikosis adalah istilah untuk kumpulan gejala yang terjadi ketika seseorang kesulitan membedakan antara yang nyata dan yang tidak.
Menurut studi, pembentukan gejala psikotik terkait dengan pelepasan dopamin di otak yang kacau dan tidak bergantung pada stimulus.
Penembakan neuron dopaminergik sebelum waktunya untuk peristiwa sehari-hari yang sepele menghasilkan peningkatan perhatian dan atribusi motivasi yang berlebihan terhadap rangsangan tersebut.
Baca juga: 8 Penyebab Tubuh Kekurangan Dopamin yang Perlu Diperhatikan
Skizofrenia adalah jenis penyakit mental yang memengaruhi pikiran, persepsi, dan perilaku seseorang.
Orang dengan skizofrenia mengalami distorsi realitas, sering kali dalam bentuk delusi atau halusinasi.
Para ahli percaya bahwa perubahan aktivitas dopamin dapat menyebabkan gejala skizofrenia. Peran dopamin lebih kompleks dari sekedar kadar yang tinggi.
Peningkatan aktivitas dopamin di bagian otak tertentu berkontribusi pada gejala positif skizofrenia, meliputi halusinasi dan delusi.
Sementara itu, berkurangnya aktivitas dopamin di bagian otak lain dapat memengaruhi gejala negatif skizofrenia, meliputi apatis dan fungsi sosial yang buruk.
Banyak dari gangguan tersebut diobati dengan antagonis dopamin, obat resep dokter yang bekerja dengan memblokir reseptor dopamin.
Kondisi kejiwaan ini perlu penanganan profesional kesehatan mental. Jika Anda mengalami gejala yang terkait dengan masalah mental, Anda perlu konsultasi dengan psikolog atau psikiater.
Dalam artikel sebelumnya, telah kami jelaskan tentang macam tanda-tanda tubuh kekurangan dopamin dan cara meningkatkan dopamin.
Anda bisa membacanya untuk menambah referensi dalam memahami kondisi Anda, tetapi tidak bisa menggantikan diagnosis dokter ahli.
Baca juga: 10 Cara Meningkatkan Dopamin di Otak Kita
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.