Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/10/2021, 13:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Skizofrenia merupakan gangguan otak jangka panjang yang parah. Kondisi ini menyebabkan berbagai gejala psikologis yang berbeda.

Skizofrenia dianggap sebagai jenis psikosis. Artinya, penderita skizofrenia akan sulit membedakan pikiran dan ide sendiri dari kenyataan dalam beberapa kondisi.

Belum ada obat untuk menyembuhkan skizofrenia. Penelitian tengah mengarah pada perawatan yang inovatif dan lebih aman.

Baca juga: Gejala Skizofrenia pada Anak, Berbeda dari Orang Dewasa

Para ahli juga masih mencari berbagai penyebab dari kondisi ini dengan memelajari genetika, melakukan penelitian perilaku, dan menggunakan pencitraan canggih untuk melihat struktur dan fungsi otak.

Gejala

Gejala yang dialami penderita skizofrenia umumnya pertama kali muncul pada usia remaja dan awal 20-an.

Tanda-tanda yang timbul bisa jadi diabaikan karena mirip dengan perilaku transisi remaja ke dewasa, seperti:

  • mengisolasi diri dari teman dan keluarga
  • berganti-ganti teman atau grup sosial
  • perubahan fokus dan konsentrasi
  • masalah tidur
  • iritabilitas dan agitasi
  • kesulitan dengan tugas sekolah atau memiliki prestasi akademik yang buruk

Gejala Positif

Gejala skizofrenia "positif" adalah perilaku yang tidak khas pada individu sehat, seperti:

Halusinasi

Halusinasi merupakan pengalaman sensorik yang tampak nyata, tetapi diciptakan oleh pikiran.

Halusinasi dapat meliputi mendengar sesuatu, mencium bau, melihat, atau merasakan hal-hal yang tidak dialami orang di sekitar.

Baca juga: Awas! Terlalu Cinta Bisa Jadi Gangguan Mental, Kenali Gejalanya

  • Auditori. Penderita akan mendengar suara-suara di kepala mereka. Suara tersebut seolah berbicara kepada mereka atau bahkan menanggapi kegiatan sang penderita. Baik satu atau banyak, suara ini dapat berupa seperti bisikan, gumaman, atau marah dan menuntut.
  • Visual. Penderita dapat melihat cahaya, objek, orang, atau pola yang terbentuk secara abstrak.
  • Olfaktori. Halusinasi olfaktori atau penciuman dapat mengakibatkan penderitanya mencium sesuatu yang sebenarnya tidak nyata.
  • Gustatori. Halusinasi jenis ini memengaruhi indra pengecap penderitanya. Mereka mungkin akan merasa seolah sedang diracuni dan menolak untuk makan.
  • Taktil atau somatik. Timbulnya perasaan sesuatu sedang bergerak di dalam tubuh, seperti tangan atau serangga.

Delusi

Hal ini terjadi saat seseorang memercayai sesuatu meskipun fakta yang ada berkebalikan.

Contohnya, merasa otak mereka dikontrol oleh televisi atau memercayai bahwa mereka memiliki kekuatan super.

Gangguan pikiran

Mencakup cara pikir atau memproses informasi yang tidak biasa. Salah satu contohnya adalah sulit berkonsentrasi atau sulit mengekspresikan apa yang sedang dipikirkan.

Gangguan gerak

Termasuk gerakan tubuh yang gelisah atau postur aneh. Mereka juga sulit untuk menjaga posisi dalam waktu yang lama.

Baca juga: Dampak Perselingkuhan bagi Kesehatan Mental

Gejala Negatif

Gejala negatif skizofrenia dapat memengaruhi emosi, perilaku, dan kemampuan khas seseorang.

Gejala-gejala yang dimaksud, berupa:

  • pemikiran atau ucapan yang tidak teratur, penderita cenderung mengubah topik dengan cepat saat berbicara atau menggunakan kata dan frasa yang dibuat-buat
  • kesulitan mengendalikan impuls
  • tanggapan emosional yang aneh terhadap situasi
  • kurangnya emosi atau ekspresi
  • kehilangan minat atau kegembiraan untuk hidup
  • isolasi sosial
  • kesulitan mengalami kesenangan
  • kesulitan memulai atau menindaklanjuti rencana
  • kesulitan menyelesaikan aktivitas normal sehari-hari

Gejala kognitif

Gejala kognitif skizofrenia terkadang tidak terlihat secara langsung dan sulit untuk terdeteksi.

Namun, gangguan tersebut dapat memengaruhi memori dan pemikiran. Gejalanya termasuk:

  • pemikiran yang tidak teratur, seperti kesulitan fokus atau memerhatikan
  • sulit memahami informasi dan menggunakannya untuk membuat keputusan
  • kurangnya wawasan dan mengingat untuk jangka panjang

Baca juga: 5 Kata Toxic Positivy yang Berbahaya untuk Kesehatan Mental

Penyebab

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan potensi seseorang mengalami skizofrenia, meliputi:

  • Genetik. Skizofrenia tidak hanya disebabkan oleh satu variasi genetik, tetapi interaksi kompleks antara genetika dan pengaruh lingkungan. Namun, keturunan memang berpengaruh besar terhadap risiko seseorang terkena skizofrenia.
  • Lingkungan. Paparan virus atau malnutrisi sebelum kelahiran, terutama pada trimester pertama dan kedua telah terbukti meningkatkan risiko skizofrenia. Menurut penelitian terbaru, terdapat hubungan antara gangguan autoimun dan perkembangan psikosis.
  • Reaksi otak. Masalah dengan zat kimia otak tertentu, termasuk neurotransmiter bernama dopamin dan glutamat yang dapat menyebabkan skizofrenia. Neurotransmiter memungkinkan sel-sel otak untuk berkomunikasi satu sama lain. Jaringan neuron juga kemungkinan terlibat.
  • Penggunaan zat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi obat yang memengaruhi pikiran selama remaja dan dewasa dapat meningkatkan skizofrenia. Terdapat banyak bukti bahwa menggunakan ganja dapat meningkatkan risiko insiden psikotik dan risiko pengalaman psikotik yang berkelanjutan.

Diagnosis

Tidak ada tes khusus untuk mendiagnosis skizofrenia. Dokter akan menggunakan pemeriksaan psikiatri lengkap untuk menentukan jika seseorang memiliki skizofrenia.

Ahli kesehatan mental mungkin akan melakukan pemeriksaan berikut:

  • pemeriksaan fisik
  • pemeriksaan darah
  • tes pencitraan seperti MRI dan CT scan

Baca juga: 10 Tanda Patah Hati Mengusik Kesehatan Mental dan Fisik

Dokter akan mendiagnosis skizofrenia jika setidaknya penderita memiliki dua gejala dalam periode satu bulan.

Gejala-gejala tersebut harus melibatkan:

  • halusinasi
  • delusi
  • bicara tidak teratur

Perawatan

Skizofrenia umumnya ditangani dengan kombinasi obat dan terapi yang disesuaikan dengan masing-masing individu.

Obat yang biasanya digunakan adalah obat antipsikotik dan terapi perilaku kognitif (CBT).

Kemudian, penderita skizofrenia juga biasanya mendapatkan bantuan dari komunitas tertentu yang menawarkan dukungan dan perawatan sehari-hari.

Skizofrenia dapat disembuhkan, meski masih ada kemungkinan gejala akan kembali kambuh dalam beberapa periode waktu tertentu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau