KOMPAS.com - Gangguan gizi disebut juga sebagai malnutrisi, yang bisa menyebabkan berbagai penyakit.
Mengutip Kementerian Kesehatan RI, malnutrisi adalah suatu status gizi akibat defisiensi atau kelebihan (imbalans) dari energi, protein, dan zat gizi lainnya, yang menyebabkan gangguan pada jaringan/tubuh (bentuk, ukuran, komposisi), fungsi tubuh dan luaran/hasil klinis.
Baca juga: Gejala dan Penyebab Malnutrisi pada Anak
Dikutip dari Healthline, kondisi kekurangan gizi terjadi karena tubuh tidak mendapatkan cukup protein, kalori, atau zat mikro.
Hal ini menyebabkan rendahnya berat badan menurut tinggi badan, tinggi badan menurut umur, dan berat badan menurut umur.
Sedangkan, gangguan gizi karena kelebihan asupannya, terjadi karena tubuh kelebihan nutrisi, seperti protein, kalori, atau lemak. Ini biasanya menyebabkan kelebihan berat badan (obesitas).
Baca juga: Penyebab Stunting: Kekurangan Gizi Kronis pada Anak Jadi Faktor Utama
Beberapa kasus menunjukkan, jika defisiensi mikronutrien juga dapat terjadi saat tubuh kelebihan nutrisi (overnutrition).
Ada kemungkinan kelebihan berat badan atau obesitas terjadi karena konsumsi kalori berlebihan, tetapi tidak cukup mendapatkan vitamin dan mineral.
Meskipun istilah malnutrisi mencakup overweight, sehubungan dengan Hospital Malnutrition, European Society of Parenteral and Enteral Nutrition (ESPEN), gangguan gizi ini lebih memfokuskan pada undernutrition sebagai masalah utama di rumah sakit.
Artikel ini selanjutnya akan mengulas secara ringkas tentang macam penyakit karena berbagai gangguan gizi.
Baca juga: Bagaimana Kekurangan Gizi Menyebabkan Stunting?
Disari dari Kementerian Kesehatan RI, Kullabs, Mya Care, dan Healthline, beberapa penyakit akibat gangguan gizi meliputi berikut:
Stunting adalah permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam rentang yang cukup waktu lama. Umumnya, hal ini disebabkan oleh asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Permasalahan stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan gejalanya akan terlihat selama usia balita.
Bagi UNICEF, stunting didefinisikan sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi badan di bawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis), hal ini diukur dengan menggunakan standar pertumbuhan anak yang dikeluarkan oleh WHO.
Marasmus adalah penyakit akibat kekurangan gizi berat, yang biasanya terjadi pada anak-anak, khususnya di negara berkembang. Marasmus bisa mengancam jiwa.
Ini membuat orang kurus dan kering karena kekurangan makanan dan nutrisi penting, baik karbohidrat maupun protein, untuk waktu yang lama. Kulit anak-anak keriput karena kehilangan lemak subkutan.
Baca juga: Polusi Udara Bisa Jadi Faktor Penyebab Stunting, Kok Bisa?