Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Apa Itu Resistensi Insulin, Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi

Kompas.com - 25/08/2023, 18:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Resistensi insulin adalah kondisi di mana sel tubuh tidak dapat menggunakan insulin, atau hormon yang mengatur kadar gula darah, secara efektif.

Kondisi ini kemudian menyebabkan penumpukan gula kadar gula darah di dalam tubuh sehingga memicu terjadinya prediabetes dan diabetes.

Penyebab resistensi insulin tidak diketahui secara pasti dan penderita umumnya tidak memiliki gejala tertentu.

Untuk lebih jelasnya, ketahui apa itu resistensi insulin, penyebab, gejala, dan cara mengatasinya berikut ini.

Baca juga: 6 Penyebab Sugar Craving, Keinginan untuk Makan yang Manis-manis

Apa itu resistensi insulin?

Dilansir dari WebMD, resistensi insulin adalah kondisi di mana sel-sel tubuh tidak mampu lagi merespons insulin dengan baik. Kondisi ini membuat tubuh tidak dapat menggunakan glukosa di dalam darah untuk diubah menjadi energi.

Insulin sendiri merupakan hormon yang dibuat oleh pankeras yang bekerja untuk membantu glukosa di dalam darah diserap oleh sel-sel di dalam tubuh untuk dijadikan energi.

Ketika sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, pankreas memproduksi lebih banyak insulin untuk membantu penyerapan glukosa.

Kadar gula darah akan tetap stabil ketika pankreas dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup.

Namun, sel-sel tubuh yang menjadi resisten terhadap insulin akan memicu peningkatan kadar gula darah sehingga meningkatkan risiko prediabetes dan diabetes tipe 2.

Baca juga: Efek Konsumsi Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) untuk Kesehatan

Penyebab resistensi insulin

Penyebab resistensi insulin tidak diketahui secara pasti.

Melansir Cleveland Clinic, beberapa ahli meyakini bahwa terdapat beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko resistensi insulin, seperti:

  • Memiliki berat badan berlebih atau obesitas yang membuat seseorang memiliki kelebihan lemak di area perut sehingga memicu terjadinya inflamasi jangka panjang dan resistensi insulin
  • Kurang melakukan aktivitas fisik sehingga membuat tubuh tidak sensitif terhadap insulin dan membuat sel-sel tubuh, termasuk otot, tidak dapat menyerap gula darah
  • Memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak jenuh yang tinggi sehingga tubuh menyerapnya dengan sangat cepat dan memicu kenaikan kadar gula darah
  • Mengonsumsi jenis obat tertentu yang dapat memicu terjadinya resistensi insulin, seperti steroid, beberapa obat tekanan darah tinggi, dan obat untuk HIV

Meskipun begitu, seseorang yang memiliki salah satu atau beberapa kondisi di atas dapat dinyatakan mengidap resistensi insulin.

Baca juga: Cara Menghitung Berat Badan Ideal untuk Anak-anak dan Dewasa

Gejala resistensi insulin

Pankreas yang dapat memproduksi hormon insulin yang cukup untuk menyeimbangkan kadar gula darah di dalam tubuh karena resistensi insulin umumnya tidak akan menimbulkan gejala tertentu.

Namun, pankreas yang tidak dapat memproduksi cukup insulin dapat membuat kadar gula darah di dalam tubuh meningkat.

Beberapa gejala resistensi insulin yang dapat dialami karena kadar gula darah yang tinggi, seperti:

  • Merasa sangat haus
  • Lebih sering buang air kecil
  • Sering merasa lapar
  • Memiliki pandangan yang kabur
  • Mengalami sakit kepala
  • Mengalami infeksi kulit dan vagina
  • Lebih lama untuk sembuh ketika mengalami luka atau nyeri

Meskipun begitu, banyak penderita prediabetes yang tidak memiliki gejala apapun hingga bertahun-tahun dan gejala hanya akan muncul ketika kondisi yang dialami berubah menjadi diabetes tipe 2.

Baca juga: 4 Cara Menghitung Berat Badan ideal

Cara mengatasi resistensi insulin

Resistensi insulin umumnya dapat diatasi dengan melakukan perubahan kebiasaan sehingga bisa mencegah terjadinya diabetes tipe 2.

Beberapa perubahan kebiasaan yang bisa dilakukan sebagai cara mengatasi resistensi insulin, yakni:

  • Berolahraga setidaknya selama 30 menit sehari
  • Menjaga agar berat badan tetap ideal
  • Mengonsumsi makanan yang sehat, termasuk menambah asupan buah, sayur, gandum utuh, dan ikan

Selain mengubah kebiasaan, Anda juga perlu mengonsumsi obat-obatan tertentu untuk membantu agar kadar gula darah tetap stabil.

Memahami apa itu resistensi insulin sangatlah penting sehingga Anda bisa melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan.

Meskipun kondisi ini umumnya tidak bergejala, Anda bisa melakukan pemeriksaan gula darah secara teratur sehingga dapat mencegah terjadinya resistensi insulin dan diabetes tipe 2.

Baca juga: 3 Jenis Olahraga Ringan di Pagi Hari untuk Menurunkan Berat Badan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com