KOMPAS.com - Anda mungkin pernah mendengar berita tentang seorang wanita yang memotong penis suaminya karena perselingkuhan. Selain sengaja dipotong, penis juga bisa terpotong karena kecelakaan kerja.
Nah, kira-kira apakah yang terjadi pada sang suami jika penisnya dipotong? Apakah penis bisa tumbuh kembali? Apakah hal tersebut akan merusak kehidupan seksnya?
Penis terpotong tentu bisa menyebabkan trauma emosional yang hebat. Saat hal itu terjadi, pria bisa mengalami nyeri akut dan berbagai masalah lain untuk jangka panjang.
Pria yang penisnya terpotong juga bisa mengalami masalah seksual. Sebab, semua dorongan seks datang dari testis dan penis.
Jadi, kehilangan penis juga bisa mengurangi cara untuk memuaskan kebutuhan seks. Mereka juga bisa sulit buang air kecil.
Menurut Raj Persad, seorang konsultan urologi dan ahli disfungsi ereksi mengatakan bahwa terpotongnya penis tidak serta merta mengurangi libido pria. Sebab, hal itu tergantung dari posisi luka yang ditimbulkan.
"Semakin jauh luka dari saraf pudendal (saraf di panggung yang membawa sensasi ke alat kelamin), semakin besar kemungkinan dia bisa berfungsi," ucapnya.
Baca juga: 2 Cara Penis Stretching, Metode Alami Memperbesar Alat Kelamin Pria
Riset membuktikan bahwa penis yang terpotong bisa disambung kembali tanpa mengalami gangguan fungsi.
Penelitian di Tiongkok yang mengamati 50 pria yang menjalani operasi pemasangan penis kembali menemukan bahwa penis mereka bisa kembali berfungsi secara penuh.
Ahli urologi dari University of Maryland Medical Center, Andrew Kramer mengatakan bahwa proses penyambungan penis yang terpotong hanya bisa dilakukan jika saraf pada potongan penis tersebut belum mati total.
"Agar operasi ini berhasil, penis harus dimasukkan ke dalam es dan idealnya dipasang dalam waktu 24 jam," kata Kramer.
Namun jika saraf penis yang terpotong sudah mati atau kondisi potongan terpecah-belah, maka perlu penis buatan yang baru.
"Hal ini dilakukan dengan mengambil cangkok otot, biasanya di lengan bawah atau paha, dan menempelkannya ke area panggul," ucap Kramer.
Otot perlu terhubung agar mendapat suplai darah yang cukup. Kemudian otot tersebut akan ditutup dengan kulit yang diambil dari bagian tubuh lain.
Penis dari hasil rekonstruksi buatan tersebut masih bisa berfungsi secara seksual, dan pria masih bisa mencapai ereksi.