Konsumsi makanan bergizi juga dapat melancarkan produksi air susu ibu agar bayi mendapat nutrisi yang cukup.
Memiliki peran baru sebagai ibu bisa membuat sebagian wanita tidak lagi memiliki waktu untuk diri sendiri.
Hal ini bisa membuat wanita merasa lelah dan memicu stres. Karena itu, ibu bisa menitipkan si kecil ke suami atau neneknya dan meluangkan waktu sejenak untuk me time.
Anda bisa meluangkan waktu sejenak untuk melakukan perawatan diri, seperti pijat atau sekadar creambath di salon.
Baca juga: Apakah Baby Blues Dapat Sebabkan Depresi? Begini Kata Dokter
Para ibu dapat melakukan olahraga ringan setelah melahirkan, misalnya dengan melakukan gerakan peregangan atau jalan-jalan di sekitar rumah sambil berjemur.
Olahraga dapat memicu pelepasan hormon endorfin yang dapat memberikan energi positif pada ibu pasca melahirkan.
Akan tetapi, ada baiknya untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum berolaraga.
Baby blues syndrome umumnya dapat sembuh atau hilang dengan sendirinya setelah dua minggu pasca-persalinan.
Jika gejala baby blues masih bertahan hingga lebih dari 2 minggu, Anda dianjurkan untuk periksa ke dokter atau psikolog.
Gejala baby blues lebih dari dua minggu bisa menjadi tanda awal depresi pasca-persalinan. Dilansir dari WebMD, gejala depresi pasca-persalinan yang dapat terjadi antara lain:
Setelah mengetahui cara mengatasi baby blues syndrome dan kapan perlu ke dokter, seorang ibu dapat mengelola kondisi psikis dan fisiknya dengan lebih baik setelah melahirkan.
Jika baby blues tidak mereda atau hilang dalam dua minggu dan mengalami gejala depresi pasca-persalinan, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk menemukan perawatan yang pas untuk mengatasi masalah Anda.
Baca juga: Beda Postpartum Depression dan Baby Blues, Serupa Tapi Tak Sama
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.