KOMPAS.com - Ciri-ciri pubertas pada perempuan salah satunya ditandai dengan menstruasi atau haid.
Menstruasi terjadi ketika darah dan jaringan yang ada di dalam rahim ke luar dari tubuh melalui vagina.
Proses terjadinya menstruasi tersebut melewati beberapa tahap atau fase. Selain itu, ada beberapa hormon yang terlibat dalam proses terjadinya menstruasi. Simak penjelasan berikut.
Baca juga: 8 Ciri-ciri Pubertas pada Perempuan
Secara umum, proses terjadinya menstruasi terdiri dari empat fase utama yaitu fase menstruasi, folikuler, ovulasi, dan luteal. Dilansir dari MedicalNewsToday, berikut penjelasan masing-masing 4 fase menstruasi tersebut:
Fase menstruasi adalah fase pertama dalam siklus menstruasi. Fase menstruasi terjadi ketika sel telur dari siklus menstruasi sebelumnya tidak dibuahi, dan kadar hormon estrogen dan progesteron pada tubuh menurun.
Lapisan rahim yang menebal akan meluruh dan ke luar dari vagina selama periode menstruasi yang dapat berlangsung selama 3-8 hari. Darah haid yang meluruh ini terdiri atas kombinasi jaringan rahim, lendir, dan darah.
Selama fase ini, wanita biasanya akan merasakan nyeri, kram, perubahan suasana hati, sakit kepala, nyeri punggung bawah, dan mudah lelah.
Fase folikuler atau disebut juga dengan fase proliferati dimulai pada hari pertama menstruasi dan berlangsung selama 1-14 hari, dan akan berakhir ketika seseorang berovulasi.
Pada awal siklus, wilayah otak yang disebut hipotalamus memberi sinyal kelenjar pituitari untuk melepaskan follicle stimulating hormone (FSH).
Hormon ini akan merangsang ovarium untuk membuat folikel yang mengandung telur yang belum matang. Biasanya, hanya satu folikel yang akan matang menjadi sel telur sementara sisa folikel lainnya akan menyerap kembali ke dalam tubuh.
Saat folikel matang, tubuh akan melepaskan hormon estrogen secara ekstra yang menyebabkan lapisan rahim (endometrium) tumbuh dan menebal untuk mempersiapkan kehamilan.
Fase ovulasi dimulai saat kadar estrogen yang meningkat memberi sinyal kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon luteinizing (LH). LH tersebut akan merangsang proses ovarium melepaskan telur matang.
Selama ovulasi, telur yang matang akan bergerak dari ovarium ke tuba falopi, dan masuk ke rahim, jika sperma dapat mencapai sel telur pada waktu ini maka dapat terjadi pembuahan.
Proses ovulasi biasanya terjadi di tengah siklus menstruasi. Sel telur dapat bertahan selama 24 jam sebelum perlu dibuahi. Jika tidak dibuahi selama waktu itu, sel telur akan meluruh.
Baca juga: 5 Ciri-ciri Anak Perempuan akan Mengalami Menstruasi Pertama
Fase akhir dari siklus menstruasi disebut fase luteal,fase ini berlangsung sekitar hari ke 15 hingga hari ke 28. Selama fase luteal, folikel berubah menjadi massa sel yang disebut corpus luteum.
Apabila sel telur yang telah dibuahi tertanam di lapisan rahim, korpus luteum terus memproduksi progesteron guna mempertahankan penebalan lapisan rahim.
Namun, jika sel telur tidak dibuahi selama ovulasi, korpus luteum akan larut ke dalam tubuh. Tingkat estrogen dan progesteron akan turun, yang menandai awal fase menstruasi. Selama fase luteal, wanita bakal mengalami gejala sindrom pramenstruasi (PMS).
Baca juga: Ciri-ciri Nyeri Haid yang Normal dan Tidak Normal
Proses menstruasi dapat terjadi berkat beberapa hormon pada tubuh. Untuk diketahui, hormon adalah bahan kimia yang mengoordinasikan fungsi tubuh dengan membawa pesan atau sinyal melalui darah ke organ, otot, dan jaringan lain.
Sinyal-sinyal ini nantinya akan memberi tahu tubuh mengenai apa yang harus dilakukan dan kapan melakukannya.
Berikut ini beberapa hormon yang berperan dalam proses terjadinya menstruasi dan fungsinya:
Estrogen berperan penting dalam ovulasi (ketika indung telur melepaskan sel telur) dan lapisan rahim (endometrium) untuk mempersiapkannya dalam menghadapi kehamilan. Hormon ini juga berguna untuk membentuk kembali lapisan rahim setelah menstruasi.
Hormon progesteron berfungsi untuk menebalkan lapisan rahim dan menciptakan tempat yang ideal bagi sel telur yang telah dibuahi.
Fungsi LH utamanya untuk proses ovulasi dan produksi progesteron. Saat ovulasi, lonjakan LH menyebabkan ovarium melepaskan sel telur yang matang sekitar minggu kedua setiap siklus menstruasi. Tingkat LH yang tinggi ini juga bisa berarti wanita berada dalam masa subur.
Fungsi FSH utamanya untuk membantu mengatur siklus menstruasi. Secara khusus, fungsi hormon FSH adalah merangsang folikel di ovarium untuk tumbuh dan mempersiapkan sel telur untuk ovulasi.
Hormon GnRH secara tidak langsung merangsang produksi estrogen dan progesteron dalam tubuh, yang berperan penting dalam proses ovulasi dan konsepsi (kemampuan untuk hamil).
Pada siklus menstruasi, tubuh akan melepaskan tingkat estradiol yang lebih tinggi. Ini adalah jenis estrogen yang meningkatkan produksi GnRH.
Peningkatan GnRH memicu penurunan hormon perangsang folikel dan peningkatan hormon luteinizing yang menyebabkan ovarium melepaskan sel telur sehingga terjadi proses ovulasi.
Demikian penjelasan tahapan proses terjadinya menstruasi serta hormon-hormon yang berperan di dalamnya.
Baca juga: Berapa Batas Telat Haid yang Normal dari Sisi Kesehatan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.