Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Kenapa Susu Kental Manis Tidak Bisa Menggantikan Susu Sapi

Kompas.com - 30/09/2023, 10:30 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Susu kental manis kerap dijual di pasaran dengan harga yang lebih murah daripada susu biasa.

Maka tak heran, jika beberapa orang lebih memilih susu kental manis dibandingkan susu sapi sebagai konsumsi sehari-hari.

Namun, tahukah Anda bahwa susu kental manis tidak bisa menggantikan nutrisi pada susu sapi? Terlalu banyak konsumsi susu kental manis juga bisa berisiko pada kesehatan.

Baca juga: Ini Batas Aman Konsumsi Susu Kental Manis Menurut Ahli Gizi

Kandungan susu kental manis

Ketika kita menyeduh susu kental manis, rasa dan warnanya memang mirip dengan susu sapi pada umumnya. Harganya pun relatif lebih murah.

Selain dijadikan sebagai topping makanan, tak sedikit orang yang menggunakan susu kental manis sebagai pengganti asupan susu harian.

Namun faktanya, kandungan gula dalam susu kental manis lebih tinggi daripada susu sapi.

Dilansir dari Healthline, kandungan gula pada susu kental manis ada yang sampai lima kali lebih tinggi dari susu evaporasi susu sapi yang sudah dikurangi kadar airnya.

Perlu diketahui, susu kental manis dibuat dengan menghilangkan sebagian besar air dari susu sapi. Proses ini meninggalkan cairan padat, kemudian dimaniskan dan dikalengkan.

Baca juga: Bolehkah Minum Obat dengan Susu? Simak Faktanya...

Meski merupakan produk susu, tampilan dan rasa susu kental manis berbeda dengan susu biasa. Rasanya lebih manis, warnanya lebih gelap, dan teksturnya lebih kental dan lembut.

Susu kental manis juga memiliki umur simpan yang lama sehingga banyak orang memilihnya.

Sayangnya, dalam proses pembuatan susu kental manis selalu ditambahkan lebih banyak gula.

Satu ons (30 ml) susu kental manis biasanya mengandung lebih dari 15 gram gula, tapi hal ini juga tergantung dari merek atau produsennya.

Karena masih terbuat dari susu sapi, susu kental manis juga mengandung beberapa nutrisi, seperti kalori, karbohidrat, lemak, protein, kalsium, fosfor, dan vitamin B12.

Namun, nutrisinya relatif kecil dibandingkan susu sapi biasanya, sehingga tidak bisa mencukupi kebutuhan harian tubuh.

Susu kental manis tidak bisa menggantikan susu sapi

Sayangnya, sebagian susu kental manis yang beredar di Indonesia memiliki nutrisi yang terbatas, namun kandungan gulanya sangat tinggi.

Pernyataan tersebut didasarkan pada sebuah riset yang terbit pada jurnal Pubmed 2020.

Dalam riset tersebut, peneliti menganalisis pola konsumsi susu kental manis dan pola makan anak-anak Indonesia serta potensi dampak gizinya terhadap kesehatan.

Dari hasil riset, peneliti menemukan bahwa susu nilai gizinya yang terbatas dan kandungan gulanya yang tinggi.

Oleh sebab itu, peneliti menyebutkan susu kental manis bukan susu yang cocok untuk pertumbuhan anak, terutama anak kecil umur 1-3 tahun. 

Baca juga: Haruskah Anak-anak Minum Susu? Berikut Faktanya...

Risiko susu kental manis berlebihan

Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa susu kental manis tidak bisa menggantikan manfaat kesehatan susu pada umumnya.

Karena itu, susu kental manis tidak boleh digunakan sebagai pengganti susu sapi.

Menurut informasi dari Global Science Research Journal, susu kental manis sangat tinggi kandungan kalori dan gulanya.

Karena itu, asupan susu kental manis berlebihan bisa memicu obesitas. Susu kental manis juga mengandung laktosa, yang potensial berbahaya bagi orang dengan intoleransi laktosa.

Susu kental manis juga tinggi kandungan lemak jenuhnya, yang bisa memicu resistensi insulin dan peningkatan kolesterol jahat atau LDL.

Ketika kadar kolesterol LDL tinggi, kita berisiko tinggi mengalami penyakit kardiovaskular dan resistensi insulin yang merupakan pemicu diabetes tipe 2.

Baca juga: 5 Makanan Penyebab Kembung, dari Kacang sampai Susu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com