KOMPAS.com - Sebagian bayi baru lahir berisiko tinggi terkena penyakit infeksi atau kerap disebut dengan infeksi neonatal.
Kondisi tersebut bisa terjadi karena bayi memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah sehingga rentan terhadap infeksi.
Bayi sebenarnya memiliki antibodi tertentu yang diturunkan dari ibu ke janin melalui plasenta, namun kadarnya belum cukup untuk melawan infeksi.
Penyakit infeksi pada bayi baru lahir antara lain meningitis bakterialis, rubella, konjungtivitis, hepatitis B, dan sepsis.
Bayi bisa tertular penyakit infeksi tersebut saat di dalam lahir, pada proses persalinan, atau setelah dilahirkan.
Untuk mengetahui lebih lanjut beberapa penyakit infeksi pada bayi baru lahir, simak penjelasan berikut.
Baca juga: 10 Gejala Hidrosefalus pada Bayi Baru Lahir, Orangtua Perlu Tahu
Disarikan dari JohnHopkinsMedicine dan MSD Manuals , berikut beberapa penyakit infeksi yang bisa menyerang bayi baru lahir:
Penyakit infeksi pada bayi baru lahir yang pertama adalah meningitis bakterialis.
Meningitis bakterialis adalah peradangan pada lapisan jaringan di sekitar otak dan sumsum tulang belakang (meningen) yang disebabkan oleh bakteri streptokokus B, E. coli, dan listeria.
Bayi baru lahir yang mengalami meningitis bakterialis biasanya tampak rewel, muntah-muntah, dan kejang. Diagnosis meningitis dilakukan dengan uji tulang belakang dan pemeriksaan darah.
Bayi baru lahir yang mengalami meningitis bakterialis perlu segera mendapat penanganan medis karena penyakit ini bisa mengancam jiwa.
Konjungtivitis adalah peradangan pada selaput yang melapisi permukaan bola mata dan kelopak mata bagian dalam.
Bayi dapat mengalami konjungtivitis karena adanya bakteri atau virus pada vagina ibu, seperti klamidia dan gonore.
Gejala konjungtivitis bervariasi, termasuk peradangan dan keluarnya cairan dari mata.
Untuk mencegah konjungtivitis pada bayi baru lahir, si kecil biasanya diberi obat tetes atau salep yang dioleskan ke mata setelah lahir.
Baca juga: Kelainan Bawaan Mengintai Bayi Baru Lahir: Kenali dan Cegah