Setelah 24 jam pertama terinfeksi, gejala pneumonia mungkin memburuk karena sel darah merah dan sel kekebalan lainnya mengalir ke alveoli dan sekitarnya untuk melawan infeksi.
Oleh karena itu, tahap ini disebut sebagai hepatisasi merah, yang terjadi sekitar dua hingga tiga hari setelah infeksi berkembang.
Saat sel darah merah memenuhi paru-paru, organ yang biasanya berwarna abu-abu merah muda, menjadi merah padam.
Berkurangnya kadar oksigen juga menyebabkan paru-paru menjadi kering dan kencang, seperti halnya hati.
Gejala tahap pneumonia ini meliputi:
Selama hepatisasi merah, gejala biasanya lebih parah meskipun pengobatan telah dimulai.
Pada orang lanjut usia, kebingungan atau delirium mungkin muncul, meskipun sudah menjalani terapi oksigen.
Penderita pneumonia secara umum pada tahap ini juga berisiko mengalami komplikasi, seperti bakteremia (bakteri menyebar ke lairan darah), septikemia (keracunan darah), empiema (penumpukan nanah di antara selaput pleura).
Baca juga: Kasus Pneumonia di China Meningkat, Ini 4 Penyebabnya
Tahap ketiga pneumonia yang dikenal sebagai hepatisasi abu-abu, terjadi sekitar empat hingga enam hari setelah infeksi berkembang.
Pada tahap ini, sel darah merah mulai terurai, menyebabkan paru-paru berwarna coklat keabu-abuan atau kuning.
Paru-paru juga akan menjadi lebih kering, sehingga konsistensinya menjadi seperti hati.
Selama hepatisasi abu-abu, gejala pneumonia yang muncul sebagian besar masih sama seperti saat tahap hepatisasi merah.
Tanda-tanda darurat medis pada tahap ini meliputi:
Gejala-gejala ini tidak terjadi pada semua orang. Mereka mengindikasikan hipoksia, yang berarti kadar oksigen dalam darah terlalu rendah.
Pernapasan mungkin menjadi sangat sulit, sehingga Anda sangat penting untuk mencari perawatan medis darurat, seperti memerlukan terapi oksigen tambahan atau ventilasi mekanis.