Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Jenis Cedera yang Paling Sering Dialami Pelari

Kompas.com - 10/01/2024, 12:45 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Ada berbagai hal yang bisa menyebabkan cedera pada pelari, tetapi setidaknya ada tiga pemicu utama yaitu stres, ketidakseimbangan, dan pemakaian berlebihan.

Stres merujuk pada tekanan yang diberikan pada bagian-bagian tubuh seperti otot, ligamen, sendi, terutama jika kurang persiapan.

Sementara itu ketidakseimbangan otot terjadi karena kekuatan otot yang tidak konsisten, di mana tubuh kita kurang dilatih untuk aktivitas yang dilakukan.

Cedera karena pemakaian berlebihan terjadi ketika kita menggerakan tubuh terlalu keras. Hal ini terjadi ketika seorang pelari tidak mendengarkan tubuhnya.

Psikoterapis dan juga dokter atletik dari Inggris, Sarah Connors, menjelaskan 4 jenis cedera yang umum dialami pelari:

Baca juga: 4 Cara Mengatasi Nyeri Otot Setelah Olahraga yang Bisa Dijajal

1. Plantar fasciitis
Plantar fasciitis adalah peradangan pada tendon panjang yang berada di bawah lengkungan kaki, mulai dari tulang tumit hingga menyebar hingga ke jari kaki.

Tondon ini berfungsi untuk menopang lengkungan kaki dan memberikan tuas yang kaku untuk lepas landas saat berjalan dan berlari, dan kerjanya sangat terkait dengan otot-otot kecil kaki.

Cedera olahraga bisa terjadi akibat latihan fisik maupun saat berolahraga. Shutterstock Cedera olahraga bisa terjadi akibat latihan fisik maupun saat berolahraga.

Peradangan terjadi karena fasia kelebihan beban akibat gaya yang salah pada kaki. Kelebihan beban juga dapat terjadi karena gerakan menarik kaki yang salah atau kaerna sepatu lari yang kurang mendukung.

Gejala biasanya dimulai dengan rasa kaku di pagi hari, nyeri saat mulai berlari, dan nyeri tekan di area medial dalam tulang tumit.

Perawatan awal peradangan ini adalah istirahat beberapa hari dan peregangan betis. Kompres es dan obat antiradang dapat meredakan nyeri. Jika tidak teratasi, segera periksakan ke dokter.

Baca juga: Olahraga Lari Bisa Berdampak Buruk untuk Lutut, Benarkah?

2. Shin splints
Shin splints adalah istilah generik untuk nyeri di bagian dalam medial dari tulang kering (tibia). Hal ini dapat bervariasi dari yang sangat ringan dengan sedikit beban berlebih pada otot tibialis posterior, hingga kerusakan tulang dan fraktur stres sehingga terasa nyeri.

Respons terhadap stres dipicu oleh terlalu banyak hentakan di jalan, karena tulang menyerap dampaknya lebih cepat daripada yang bisa ditanganinya. Jika tulang terus mendapat tekanan maka fraktur stres dapat terbentuk.

Untuk mengatasi sindrom stres tibialis medial, latihan silang selama beberapa hari dengan latihan yang tidak membebani beban, seperti berenang atau bersepeda, akan membuat area tersebut tenang.

Jika dideteksi lebih awal, maka shin splints akan cepat teratasi, namun jangan tergoda untuk terus berlari. Memvariasikan permukaan tempat kita berlari dan sepatu yang digunakan juga dianjurkan untuk membantu mencegah stres tulang.

Baca juga: 6 Gejala Asam Urat di Tulang Belakang dan Penyebabnya

3. Iliotibial Band Syndrome (ITBS)
ITBS adalah cedera akibat menggunakan jaringan ikat paha bagian luar dan lutut, yang disebut jaringan ikat iliotibial, secara berlebihan.

Jaringan ikat iliotibial merupakan jaringan ikat yang kuat dan tebal yang terbentang dari tulang pinggul hingga ke lutut dan bagian atas tulang kering

Gejala yang dirasakan antara lain nyeri apda sisi luar lutut, sensasi tertusuk jarum pada bagian luar lutut, tumit sakit saat menapak tanah, atau bengkak dan kemerahan di bagian luar lutut.

Pertolongan pertama pada ITBS adalah mengurangi frekuensi latihan lari. Selain itu lakukan metode RICE (rest, ice, compression, elevation), serta melakukan fisioterapi untuk meningkatkan kekuatan sendi.

Baca juga: 5 Manfaat Terapi Bekam, Termasuk Mengatasi Nyeri Otot

4. Nyeri punggung bawah
Para pelari juga rentan mengalami nyeri punggung bawah dan penyebabnya karena batang tubuh yang lemah, biomekanik yang salah, serta kurangnya rotasi tulang belakang.

Nyeri punggung bagian bawah akibat berlari dapat dipicu oleh sejumlah penyebab unik, yang masing-masing memerlukan pendekatan pengobatan berbeda.

Jika kamu mengalami gejala selama atau setelah berlari, penting untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dari fisioterapis atau dokter olahraga.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com