Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Erotomania, Gangguan Delusi Merasa Dicintai Padahal Tidak

Kompas.com - 09/01/2024, 19:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Erotomania adalah gangguan mental atau delusi yang membuat seseorang merasa dicintai orang lain, padahal sebenarnya tidak.

Dilansir dari WebMD, penyintas erotomania biasanya berfantasi bahwa dirinya disukai orang yang mungkin belum pernah ia temui secara langsung, misalnya penyanyi, musisi, aktor, atau politisi.

Baca juga: Bukan Sekadar Emosi, Begini 2 Efek Cinta pada Kesehatan

Bukan sekadar merasa dicintai, orang dengan erotomania bahkan merasa sedang menjalin hubungan dekat dengan individu tersebut sehingga selalu memantau akun sosial media atau update tentang sosok tersebut.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang erotomania, ketahui gejala, penyebab, dan pengobatannya berikut.

Apa gejala erotomania?

Gejala erotomania yang utama yaitu yakin bahwa dirinya dicintai oleh seseorang padahal tidak nyata.

Selain merasa dicintai, ada gejala emosional dan gejala perilaku dari orang yang mengidap erotomania.

Gejala erotomania emosional yaitu:

  • Perasaan rindu terhadap orang lain
  • Merasa kesepian dan hampa
  • Merasa rendah diri
  • Perasaan bersalah dan malu
  • Tidak dapat menerima penolakan atau sikap orang lain yang menunjukkan ketidaktertarikan
  • Merasa cemburu tanpa alasan yang jelas kepada orang lain yang menyukai sosok yang sama
  • Perasaan curiga bahwa orang lain yang dirasa mencintainya justru tidak setia
  • Kehilangan minat pada aktivitas sehari-hari dan hanya berfokus memikirkan orang tersebut.

Baca juga: Mengapa Ada Orang yang Jatuh Cinta sampai Terobsesi dengan Orang Lain?

Selanjutnya, gejala perilaku erotomania, antara lain:

  • Marah pada orang yang tidak mempercayai keyakinan bahwa Anda dicintai sosok yang spesial
  • Menghabiskan waktu untuk berkhayal sehingga mengakibatkan dampak negatif pada kegiatan sehari-hari, pekerjaan, atau kehidupan sekolah
  • Menelepon atau mengirim pesan pada seseorang dengan iintens
  • Mendekati seseorang melalui media sosial atau langsung secara sembunyi-sembunyi
  • Perilaku agresif pada orang atau sosok dalam imajinasinya.

Gejala erotomania yang dialami tiap individu dan intensitasnya bisa berbeda.

Beberapa penyintas erotomania bisa mengalami gejala emosional atau perilaku saja. Namun, ada pula yang menunjukkan tanda-tanda erotomania secara emosional maupun perilaku.

Apa penyebab erotomania?

Penyebab erotomania belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang bisa memicu erotomania, meliputi:

  • Mekanisme koping terhadapat stres atau trauma
  • Pengabaian emosional atau perasaan yang tidak terpenuhi
  • Riwayat genetik dengan masalah kesehatan mental
  • Kurangnya pengetahuan mengenai pendidikan seks
  • Isolasi sosial atau perilaku menarik diri dari orang lain
  • Paparan media sosial yang tak terbatas sehingga seseorang dapat mencari tahu, mengamati, dan berusaha menjalin komunikasi dengan sosok idola dalam khayalannya.

Selain kondisi di atas, ada beberapa masalah kesehatan mental yang bisa mengakibatkan seseorang mengalami erotomania, termasuk skizofrenia, depresi mayor, gangguan bipolar, dan penyakit Alzheimer.

Baca juga: Awas! Terlalu Cinta Bisa Jadi Gangguan Mental, Kenali Gejalanya

Bagaimana cara mengobati erotomania?

Dikutip dari Verywell Mind, lini pertama pengobatan erotomania yaitu dengan memberi obat-obatan anti-psikotik kepada penyintas.

Obat tersebut dapat membantu mengatasi delusi dan mencegahnya menjadi semakin buruk atau parah.

Selain obat, terapi perilaku kognitif juga dapat diberikan pada penyintas erotomania.

Terapi perilaku kognitif bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengubah pola pikir sehingga mengurangi gangguan delusional pada pengidap erotomania.

Selain itu, terapi keluarga dapat digunakan agar penyintas erotomania mendapat dukungan dari anggota keluarga dan terbuka akan masalah kesehatan mental yang dialaminya.

Dengan menyimak gejala, penyebab, dan cara mengobati erotomania, Anda dapat lebih aware lagi terhadap kesehatan mental. 

Jangan ragu berkonsultasi dengan ahli apabila Anda mengalami gejala masalah kesehatan mental untuk mendapat pertolongan dan perawatan yang tepat. 

Baca juga: Mitos atau Fakta, Jatuh Cinta Bikin Kulit Berjerawat?

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau