KOMPAS.com - Erotomania adalah gangguan mental atau delusi yang membuat seseorang merasa dicintai orang lain, padahal sebenarnya tidak.
Dilansir dari WebMD, penyintas erotomania biasanya berfantasi bahwa dirinya disukai orang yang mungkin belum pernah ia temui secara langsung, misalnya penyanyi, musisi, aktor, atau politisi.
Baca juga: Bukan Sekadar Emosi, Begini 2 Efek Cinta pada Kesehatan
Bukan sekadar merasa dicintai, orang dengan erotomania bahkan merasa sedang menjalin hubungan dekat dengan individu tersebut sehingga selalu memantau akun sosial media atau update tentang sosok tersebut.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang erotomania, ketahui gejala, penyebab, dan pengobatannya berikut.
Gejala erotomania yang utama yaitu yakin bahwa dirinya dicintai oleh seseorang padahal tidak nyata.
Selain merasa dicintai, ada gejala emosional dan gejala perilaku dari orang yang mengidap erotomania.
Gejala erotomania emosional yaitu:
Baca juga: Mengapa Ada Orang yang Jatuh Cinta sampai Terobsesi dengan Orang Lain?
Selanjutnya, gejala perilaku erotomania, antara lain:
Gejala erotomania yang dialami tiap individu dan intensitasnya bisa berbeda.
Beberapa penyintas erotomania bisa mengalami gejala emosional atau perilaku saja. Namun, ada pula yang menunjukkan tanda-tanda erotomania secara emosional maupun perilaku.
Penyebab erotomania belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang bisa memicu erotomania, meliputi:
Selain kondisi di atas, ada beberapa masalah kesehatan mental yang bisa mengakibatkan seseorang mengalami erotomania, termasuk skizofrenia, depresi mayor, gangguan bipolar, dan penyakit Alzheimer.
Baca juga: Awas! Terlalu Cinta Bisa Jadi Gangguan Mental, Kenali Gejalanya
Dikutip dari Verywell Mind, lini pertama pengobatan erotomania yaitu dengan memberi obat-obatan anti-psikotik kepada penyintas.
Obat tersebut dapat membantu mengatasi delusi dan mencegahnya menjadi semakin buruk atau parah.
Selain obat, terapi perilaku kognitif juga dapat diberikan pada penyintas erotomania.
Terapi perilaku kognitif bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengubah pola pikir sehingga mengurangi gangguan delusional pada pengidap erotomania.
Selain itu, terapi keluarga dapat digunakan agar penyintas erotomania mendapat dukungan dari anggota keluarga dan terbuka akan masalah kesehatan mental yang dialaminya.
Dengan menyimak gejala, penyebab, dan cara mengobati erotomania, Anda dapat lebih aware lagi terhadap kesehatan mental.
Jangan ragu berkonsultasi dengan ahli apabila Anda mengalami gejala masalah kesehatan mental untuk mendapat pertolongan dan perawatan yang tepat.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Jatuh Cinta Bikin Kulit Berjerawat?