KOMPAS.com - Terapi bekam merupakan salah satu pengobatan alternatif yang bermanfaat untuk mengatasi nyeri otot hingga meredakan stres.
Dikutip dari Yankes Kemenkes, terapi bekam dilakukan dengan menyedot darah pada kulit yang telah disayat menggunakan vakum berbahan kaca atau plastik.
Metode tersebut bertujuan untuk mengeluarkan darah kental berwarna merah kehitaman yang mengandung racun dari dalam tubuh kita.
Baca juga: Posisi Tidur Terbaik untuk Hindari Nyeri Otot saat Pagi Hari
Disarikan dari Everyday Health, berikut beberapa manfaat bekam bagi kesehatan:
Mark Slabaugh, MD, ahli bedah di Mercy Medical Center, Baltimore, menyebut bahwa terapi bekam jamak digunakan untuk pemulihan nyeri otot pada atlet.
"Ada beberapa pasien saya yang merasakan manfaat dari bekam," ujar Mark Slabaugh, dikutip dari Everyday Health pada Rabu (12/7/2023).
"Bekam juga baik untuk orang yang aktif secara fisik (non-atlet) yang mengeluhkan nyeri otot, kram, atau sesak napas," imbuhnya.
Berdasarkan penelitian Frontiers in Bioengineering and Biotechnology pada tahun 2021, bekam terbukti dapat mengatasi kelelahan otot dalam 24 jam pada partisipan yang melakukan latihan bisep.
Studi lain yang ditayangkan BMJ Open edisi 2018 juga menunjukkan manfaat bekam dalam meredakan rasa sakit di area leher.
Terapi bekam juga diklaim bermanfaat untuk meredakan sakit kepala kronis atau migrain.
Sebuah penelitian yang diterbitkan pada Februari 2019 dalam Biomedical Research and Therapy menunjukkan bahwa penderita migrain yang dibekam mengalami penurunan intensitas nyeri signifikan dibandingkan yang tidak mendapatkan terapi ini.
Baca juga: 16 Penyebab Nyeri Otot Gejala Penyakit Apa, Bisa Flu sampai Covid-19
Carpal tunnel syndrome adalah kondisi yang menyebabkan mati rasa, kesemutan, dan nyeri di tangan atau lengan bawah.
Beberapa studi menemukan bahwa keluhan-keluhan akibat carpal tunnel syndrome mereda setelah penderita mendapatkan terapi bekam.
Radang sendi merupakan kondisi ketika sendi-sendi di tubuh meradang, sehingga menyebabkan nyeri dan kekakuan yang dapat memburuk seiring usia.
Gejalanya meliputi nyeri, pembengkakan, rentang gerak yang berkurang, hingga sendi kaku.