Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan skrining diabetes sejak usia anak-anak atau remaja.
Sebab, dibetes tipe 1 saat ini sudah mulai banyak ditemukan pada anak-anak usia 0-18 tahun.
"Kalau ada riwayat diabetes di keluarga, itu harus lebih hati-hati, perlu skrining," imbuhnya.
Baca juga: Diabetes pada Anak di Indonesia Meningkat 70 Kali Lipat
Skrining diabates pada anak remaja bisa dilakukan di usia 10 tahun atau saat sudah mengalami pubertas.
"Pada anak perempuan saat mulai ada pertumbuhan payudara dan pada anak laki-laki saat mulai ada penambahan volume testis," ucapnya.
Skrining diabetes pada anak umumnya sama dengan usia dewasa, bisa dilakukan dengan pemeriksaan gula darah sewaktu, dua jam setelah makan, atau dengan pemeriksaan HbA1c.
HbA1c adalah kadar sel darah merah atau hemoglobin yang bereaksi dengan gula.
Pada kondisi normal, proporsi atau persentasenya ada di angka 5-7 persen. HbA1c bisa menggambarkan rata-rata gula darah 8-12 minggu terakhir, karena dipengaruhi oleh usia sel darah merah dalam tubuh.
"Semakin tinggi gula dalam tubuh kita, semakin banyak pula hemoglobin yang bereaksi dengan glukosa, semakin tinggi nilai HbA1c," ujarnya.
Baca juga: Kapan Seseorang Dikatakan Menderita Diabetes? Ini Penjelasannya...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.