Otoritas hukum yang mewajibkan atau mengarahkan autopsi forensik berbeda-beda di seluruh dunia, tetapi di antaranya adalah penyidik dan profesional medis.
Baca juga: Studi: Tinggal Sendiri Tingkatkan Kematian Akibat Kanker
Seorang ahli patologi rumah sakit terkadang melakukan autopsi klinis (otopsi patologis atau berbasis rumah sakit) dalam kasus kematian alami untuk menemukan dan/atau lebih memahami penyebab kematian.
Kematian alami terjadi karena faktor internal yang menyebabkan tubuh seseorang mati.
Contohnya termasuk kanker, serangan jantung dan penyakit menular. Artinya, tidak ada penyebab eksternal atas kematian tersebut, seperti cedera fatal atau tenggelam.
Terkadang, anggota keluarga orang yang meninggal mungkin meminta otopsi jenis ini. Atau penyedia layanan kesehatan mungkin meminta persetujuan keluarga terdekat untuk melakukan autopsi klinis.
Baca juga: Kenali Kanker Hati, Nomor 3 Penyebab Kematian di Dunia
Proses autopsi bisa berbeda-beda tergantung alasannya.
Autopsi forensik sering kali dilakukan dengan sangat teliti, memeriksa setiap bagian tubuh.
Hal ini juga biasanya mencakup investigasi TKP dan toksikologi (cabang ilmu pengetahuan yang mengeksplorasi sifat, efek, dan deteksi racun).
Autopsi klinis hanya dapat menyelidiki bagian tubuh tertentu. Di sini biasanya tidak dilakukan toksikologi sebagai bagian dari bedah mayat.
Menurut Medicine Net, ada tiga tingkatan autopsi berdasarkan cakupannya:
Baca juga: Kanker Kolorektal Nomor 2 Penyebab Kematian
Luasnya otopsi dapat bervariasi dari pemeriksaan organ tunggal seperti jantung atau otak hingga pemeriksaan yang sangat ekstensif.
Pemeriksaan dada, perut, dan otak mungkin dianggap oleh sebagian besar ahli patologi sebagai lingkup standar otopsi.
Ahli patologi dapat melakukan otopsi pada jenazah kapan saja setelah kematian. Namun, semakin cepat semakin baik.
Setelah 24 jam, organ dan jaringan tubuh lainnya pada manusia mulai rusak, sehingga lebih sulit untuk melakukan tes tertentu dan menilai keakuratannya.
Ahli patologi forensik masih dapat melakukan autopsi terhadap jenazah yang membusuk atau digali, tetapi rincian dan cakupan informasi yang dapat dikumpulkan mungkin terbatas.
Baca juga: 5 Macam Penyakit Penyebab Kematian Saat Tidur yang Harus Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.