Karenanya, ia menyarankan pasien untuk rutin berobat dan berkonsultasi dengan dokter agar penyakit yang dikenal sebagai silent killer tersebut dapat terkontrol.
”Diabetes bukanlah penyakit yang tidak bisa disembuhkan, tetapi bisa dikendalikan. Itu pentingnya untuk kontrol teratur tiap bulan supaya dapat dipantau,” lanjutnya.
Sementara itu, sebagai penyakit yang merusak jaringan tubuh, diabetes kerap dihubungkan dengan gejala kebas atau rasa baal di tangan atau kaki seseorang. Istilah lain dalam dunia kedokteran adalah neuropati.
Dokter Spesialis Saraf Radjak Hospital Cileungsi dr Oki Lestari SpS menjelaskan bahwa penyebab dari neuropati atau ba’al pada tangan tak selalu disesbkan kadar gula darah. Pada wanita, misalnya, kondisi baal bisa terjadi karena kekurangan vitamin B12.
“Makanya, seseorang yang terkena baal atau kebas tanpa rasa nyeri, seperti terbakar atau terkena cabai, sering kali disarankan dokter untuk mengonsumsi vitamin B12 disertai kacang hijau,” katanya.
Dokter Oki menjelaskan, biasanya gejala diabetes pada tahap awal menyerang saraf.
“Pada penderita diabetes, dua sampai tiga tahun awal yang terserang biasanya telapak tangan atau telapak kaki. Jadi, penderitanya seperti tidak nyaman memakai sandal, tidak nyaman menginjak lantai, menginjak tanah, atau pasir,” terangnya.
Pada penderita yang tidak sadar memiliki diabetes, dr Oki menyarankan mereka untuk kontrol teratur ke dokter untuk mengetahui kadar gula darah.
“Apabila (benar mengalami) diabetes, seseorang sudah perlu waspada. Apalagi jika sudah terkena neuropati atau kebas yang mana pasien harus menjalani pola hidup sehat, seperti menggunakan sandal dan sepatu yang tepat, tidak berduri dan tidak terbuat dari kayu,” ujarnya.
Jika ingin olahraga, ia juga menyarankan penderita untuk memakai alas kaki.
“Banyak yang bilang bahwa olahraga yang baik dengan kaki telanjang. Justru, itu bisa salah besar. Hal tersebut menjadi penyebab kerusakan saraf," ujarnya.
Seperti diketahui, Radjak Hospital Cileungsi membentuk Centre of Excellence untuk perawatan diabetes.
RS tersebut melakukan kolaborasi yang melibatkan dokter spesialis, yaitu dokter penyakit dalam, saraf, jantung, mata, dan dokter bedah, untuk melakukan perawatan penyakit diabetes. Dengan begitu, pasien akan mendapatkan konseling, baik gizi, edukasi, terkait diabetes, dan komplikasinya, secara komprehensif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.