KOMPAS.com - Kebanyakan orang sudah menyadari pentingnya olahraga rutin untuk kesehatan, tapi tidak demikian halnya dengan tidur cukup dan berkualitas setiap malam sebagai syarat.
Tidur cukup, setidaknya 7-8 jam setiap malam, merupakan pilar bagi tubuh dan jiwa yang sehat. Setelah tidur cukup, tubuh senantiasa berenergi, pikiran lebih tajam dan mood stabil. Sebaliknya, kurang tidur bisa mengacaukan metabolisme dalam tubuh.
Penelitian menunjukkan, orang yang selalu kurang tidur beresiko lebih tinggi mengalami masalah kardio metabolik seperti kegemukan, diabetes melitus, dan juga gangguan jantung.
Kenali lebih dalam apa saja dampak dari kurang tidur pada tubuh kita:
Baca juga: Studi Ungkap Kurang Tidur Dapat Meningkatkan Risiko Kanker
- Gula darah naik
Jika jam tidur kita kurang, sel-sel dalam tubuh jadi kurang sensitif pada insulin. Saat sel tidak merespon (resistensi) pada hormon insulin, kadar glukosa akan lebih tinggi dari yang seharusnya.
Dalam jangka panjang, kontrol gula darah yang buruk akan membuat kadar gula darah konsisten naik sehingga risiko menderita diabetes melitus lebih besar.
Penelitian yang dimuat dalam Diabetes Medicine menemukan faktor risiko prediabetes akan naik dua kali lipat pada mereka yang tidur lima jam atau kurang, setiap malam dibandingkan dengan yang tidur 7 jam.
- Membuat perut selalu lapar
Kurang tidur berdampak langsung pada hormon lapar, yaitu leptin dan ghrelin. Secara spesifik, kurang tidur akan mengurangi kadar leptin, hormon yang memberi sinyal ke otak bahwa kita sudah kenyang. Pada saat yang sama, kadar ghrelin (hormon yang memancing lapar) meningkat.
Kondisi tersebut membuat upaya menjaga berat badan jadi sulit. Tak heran jika orang yang sering begadang cenderung lebih sering ngemil dan mencari makanan tinggi kalori.
Baca juga: 5 Ciri Tidur Berkualitas dan Manfaatnya untuk Kesehatan
- Membuat tubuh stres
Tidur dan stres memiliki jalur yang sama. Bukan cuma kruang tidur membuat kita stres, tapi juga stres akan menjadikan mata kita sulit terpejam di malam hari. Ini adalah siklus yang akan mengganggu kesehatan.
Penelitian menunjukkan, kurang tidur dan insomnia akan menyebabkan kadar kortisol di siang hari lebih tinggi. Kondisi itu bukan cuma merusak siklus tidur tapi juga memicu penyimpanan lemak dan memecah otot.
Kadar kortisol dalam jumlah tinggi secara terus menerus akan memicu peradangan, tekanan darah tinggi, diabetes, dan osteoporosis.
- Mengubah komposisi tubuh
Kadar insulin yang tinggi ditambah melonjaknya kortisol akibat kruang tidur adalah resep untuk perubahan komposisi tubuh yang tidak kita inginkan. Dampak yang akan terlihat adalah akumulasi lemak di perut.
Baca juga: Kurang Tidur Menyebabkan Sulit Konsentrasi, Kok Bisa?
- Menurunkan level energi
Orang yang kurang tidur akan terlihat lemas dan lesu. Ketika kita lelah, tentu minat untuk melakukan aktivitas fisik seperti olahraga akan lenyap.
Durasi tidur setiap orang memang berbeda-beda. Ada orang yang sudah merasa segar setelah tidur 6-7 jam setiap malam, sementara yang lain butuh lebih dari durasi tersebut. Jadi, penting untuk mengenali kebutuhan tidur setiap malam agar kita mendapat kesehatan yang optimal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.