Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Dampak Menstruasi di Usia Dini? Ini Penjelasan Dokter...

Kompas.com - 27/02/2024, 21:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Perempuan yang mendapat haid di usia dini ternyata berisiko mengalami menopause atau henti haid lebih cepat.

Menurut dokter spesialis kandungan Dr. dr Surahman Hakim, SpOG (K), perempuan yang haid lebih cepat sel telurnya akan lebih matang lebih awal.

"Kejadian menopause lebih awal juga kemungkinan terjadi pada anak-anak yang haidnya lebih dini," kata Surahman dalam diskusi kesehatan, dikutip dari Antara, Senin (26/2/2024).

Surahman melanjutkan, wanita mendapatkan warisan sel telur dari ibunya.

Pada tahap perkembangan dari bayi, balita hingga sebelum masuk masa pubertas, sel telur dalam keadaan membeku.

Saat pubertas, hormon di otak mulai mengatur pematangan sel telur secara bertahap.

Jika haid terjadi lebih cepat, perkembangan seksual sekunder atau organ reproduksi akan lebih cepat, dan jumlah sel telur juga akan lebih cepat habis.

“Kalau masa reproduksi atau menikahnya di usia yang cukup lanjut maka kemungkinan kesuburannya juga akan cepat berakhir, karena telurnya sudah dimatangkan lebih awal,” jelas dokter yang berpraktik di RS Cipto Mangunkusumo tersebut.

Baca juga: Olahraga Bisa Pengaruhi Siklus Menstruasi, Begini Penjelasannya...

Dokter Surahman juga menyebutkan penyebab menstruasi di usia dini juga dapat terjadi karena perkembangan nutrisi gizi dan paparan hormon eksternal yang memengaruhi pematangan ovarium atau sel telur menjadi lebih cepat.

Surahman memaparkan, saat ini anak perempuan sudah menstruasi di usia 9 tahun. Sementara, sekitar dua puluh tahun lalu, anak perempuan baru haid sekitar umur 11 atau 12 tahun.

Hal itu karena pengaruh juga dari makanan siap saji yang berdampak pada pembentukan hormon esterogen pada anak perempuan.

Selain itu, semakin meningkatnya polusi udara juga bisa memengaruhi haid yang lebih awal.

Dokter Surahman mengimbau para ibu yang memiliki anak perempuan untuk tidak khawatir jika melihat perkembangan seksual sekunder anak, seperti pertumbuhan payudara (yang masuk grade 3) dan adanya bulu-bulu pada kemaluan.

Anak perempuan yang mengalami perubahan sekunder tersebut biasanya mulai menstruasi dalam satu sampai dua tahun berikutnya.

Jika belum ada tanda-tanda pertumbuhan seksual sekunder hingga anak berusia 15 tahun, ada baiknya periksa ke dokter untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan kromosom, kelainan genetik, atau gangguan pada saluran reproduksi sang anak.

Baca juga: 7 Penyebab Keluar Gumpalan Darah Saat Menstruasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau