KOMPAS.com - Perempuan memiliki peran yang penting dalam memperkuat sistem kesehatan di Indonesia, baik sebagai tenaga kesehatan atau pun penerima layanan kesehatan.
Data Kementrian Kesehatan tahun 2024 menunjukkan, jumlah tenaga medis di Indonesia mencapai 1,5 juta orang, dan 77 persen di antaranya adalah perempuan.
"Dominasi perempuan ini menunjukkan kontribusi besar mereka dalam menjaga kesehatan masyarakat,” kata Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kemenkes RI, Dr.Rizka Andalusia.
Ia menyampaikan hal tersebut di acara diskusi publik "Membangun Kepemimpinan Perempuan di Sektor Kesehatan" yang digelar oleh Pusat Kajian Sosial Universitas Indonesia dan Takeda Innovative Medicine di Jakarta (7/3/2024) dalam memperingati Hari Perempuan Sedunia.
Selain itu, perempuan bisa menjadi agen penggerak dalam meningkatkan derajat kesehatan mulai dari keluarga, hingga masyarakat.
Baca juga: 4 Fakta Hari Perempuan Internasional, Siapa Pencetusnya?
Menurut Riza, peran perempuan dalam meningkatkan derajat kesehatan keluarga bisa dimulai dari pemantauan kehamilan, vaksinasi dan pemantauan tumbuh kembang anak, hingga menjaga kesehatan keluarga.
"Perempuan yang sehat secara fisik dan mental bisa menyampaikan pesan kesehatan dengan baik serta dapat membiasakan pola hidup sehat tidak hanya bagi keluarganya, namun juga untuk masyarakat,” katanya.
Deputi Bidang Kesetaraan Gender, Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Lenny N Rosalin, mengatakan, kesehatan masyarakat menjadi komponen kunci bagi Indonesia untuk membangun manusia.
"Data terbaru menunjukkan, indeks ketimpangan gender di Indonesia masih tergolong rendah. Peringkat kita 110 dari 191 negara dan 7 dari 10 negara ASEAN," kata Lenny melalui sambungan daring di acara yang sama.
Ia menjelaskan, indeks ketimpangan gender diukur lewat angka kematian ibu, partisipasi dalam keluarga berencana, atau perkawinan anak.
"Untuk angka kematian ibu mulai ada perbaikan yaitu sekarang ini 189 per 100.000 kelahiran hidup, targetnya 131 di tahun 2030," ujarnya.
Baca juga: Angka Kematian Ibu di Papua Tertinggi di Indonesia
Lenny juga mengajak para perempuan di Indonesia untuk terus belajar, mengasah diri, dan menjadikan setiap tantangan sebagai kesempatan untuk meningkatkan kapasitasnya.
Pendiri Jabar Bergerak, Atalia Praratya mengatakan, sifat unik perempuan membuatnya cocok menjadi penggerak di dalam masyarakat, termasuk untuk mengoptimalkan sektor kesehatan.
"Perempuan biasanya jago multitasking, banyak bicara, dan juga empatik. Makanya jadi penggerak itu cocok bagi perempuan," katanya.
Global Head of Access to Medicines, PT Takeda Innovative Medicines, Michele Erwee menegaskan komitmen Takeda untuk mendorong kepemimpinan perempuan yang menginspirasi inklusi.
"Kami setuju dengan pernyataan bahwa keberagaman adalah sebuah fakta dan inkslusi adalah sebuah tindakan. Inklusivitas adalah bagaimana kita menciptakan lingkungan yang dapat mendorong perempuan bertumbuh," ujarnya.
Ia mengatakan, saat ini setengah dari pemimpin eksekutif di Takeda global adalah perempuan, bahkan di Indonesia lebih banyak lagi.
Baca juga: Deteksi Dini Kanker Payudara Gratis untuk 50.000 Wanita
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.