Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Banyak Lemak di Perut? Berikut 8 Penyebabnya…

Kompas.com - 15/03/2024, 07:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Penumpukan lemak di perut dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan yang lebih serius, seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Namun, mengapa banyak lemak di perut?

Ternyata, lemak perut dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti kebiasaan makan yang tidak sehat, jarang berolahraga, dan stres.

Melakukan perubahan pola makan dan kebiasaan umumnya dapat membantu untuk menghilangkan lemak perut.

Untuk lebih jelasnya, ketahui penyebab lemak perut berikut ini.

Baca juga: Minum Apa agar Lemak Perut Hilang? Berikut 10 Daftarnya…

Mengapa banyak lemak di perut?

Lemak perut dapat disebabkan oleh beberapa faktor.

Disarikan dari Medical News Today dan WebMD, berikut adalah beberapa penyebab lemak perut yang perlu diketahui.

  • Kebiasaan makan yang tidak sehat

Kebiasaan makan yang tidak sehat dapat membuat Anda mengonsumsi kalori yang lebih banyak daripada yang dibakar sehingga lemak perut menumpuk.

Beberapa jenis makanan yang dapat meningkatkan penumpukan lemak di perut, yakni makanan tinggi lemak, tinggi gula, lemak trans, dan makanan yang diproses.

  • Jarang berolahraga

Jarang berolahraga adalah penyebab lemak menumpuk di perut dan juga obesitas.

Pasalnya, tubuh tidak dapat membakar kalori dengan baik sehingga justru akan disimpan sebagai lemak, khususnya di area perut.

Baca juga: Olahraga Apa yang Cepat Membakar Lemak Perut? Berikut 4 Daftarnya…

  • Konsumsi minuman beralkohol

Selain dapat menimbulkan risiko masalah kesehatan yang serius, konsumsi minuman beralkohol yang berlebihan juga dapat meningkatkan jumlah lemak di perut.

Minuman beralkohol memiliki kalori yang tinggi dan jika dibarengi dengan pola makan yang tidak teratur serta jarang berolahraga, lemak di perut akan meningkat.

  • Stres

Stres yang dirasakan akan meningkatkan kecenderungan untuk makan secara berlebihan.

Kemudian, hormon kortisol yang diproduksi saat stres akan menyimpan kelebihan kalori dari makanan tersebut di area perut dan bagian tubuh lainnya untuk digunakan kembali.

  • Kurang tidur

Kurang tidur sudah terbukti dapat meningkatkan lingkar perut.

Tidak hanya itu saja, kurang tidur juga akan meningkatkan konsumsi makanan sehingga akan menumpuk di area perut.

  • Genetik

Faktor genetik dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami obesitas.

Banyak ahli berpendapat bahwa faktor genetik akan sangat memengaruhi perilaku, metabolisme, dan risiko penyakit yang disebabkan oleh obesitas.

Baca juga: Apakah Jalan Kaki Bisa Mengurangi Lemak di Perut?

  • Kebiasaan merokok

Perokok umumnya memiliki indeks massa tubuh (BMI) yang lebih rendah daripada orang-orang yang tidak merokok.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa meskipun BMI yang dimiliki rendah, perokok cenderung memiliki lebih banyak lemak perut dibandingkan dengan orang-orang yang tidak merokok.

  • Jarang minum air putih

Minum air putih yang cukup tidak hanya dapat mencegah dari dehidrasi, tetapi juga dapat menurunkan berat badan.

Bahkan, memilih untuk minum air putih lebih daripada minuman yang manis dapat menurunkan jumlah kalori yang masuk sehingga dapat mengatasi perut buncit.

Memahami alasan mengapa banyak lemak di perut sangatlah penting sehingga Anda bisa mulai melakukan perubahan kebiasaan dan pola makan yang diperlukan.

Meskipun begitu, Anda tetap diimbau untuk segera mencari bantuan medis ketika lemak perut tidak kunjung menghilang atau bertambah serius sehingga dokter bisa merekomendasikan jenis diet dan olahraga yang tepat untuk dilakukan.

Baca juga: Minuman Apa yang Bisa Mengecilkan Perut Buncit? Berikut 10 Daftarnya…

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com