Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Apa Itu Resistensi Leptin, Penyebab, dan Gejalanya

Kompas.com - 24/03/2024, 19:22 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Leptin berperan penting dalam mengatur nafsu makan dan berat badan, tetapi terkadang bisa terjadi resistensi.

Mengutip Draxe, leptin adalah hormon peptida yang diproduksi oleh sel lemak.

Hormon ini bekerja di hipotalamus untuk menekan nafsu makan dan membakar lemak yang disimpan di jaringan adiposa.

Baca juga: 12 Penyebab Obesitas yang Perlu Diperhatikan

Jadi, leptin berperan dalam pengaturan berat badan dan menjadi penyebab obesitas.

Berjalannya fungsi leptin tersebut karena hormon ini memberi tahu otak Anda, jika Anda sudah cukup makan dan tingkat energi sudah mencukupi.

Namun, ada kondisi di mana proses tersebut tidak berjalan karena penurunan sensitivitas terhadap sinyal leptin. Lantas, kondisi tersebut disebut sebagai resistensi leptin.

Dalam artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang maksud dari resistensi leptin, penyebab, dan gejalanya.

Baca juga: Usaha Intan Lawan Obesitas, dari BB 84 Kg Jadi 49 Kg

Apa itu resistensi leptin?

Dikutip dari Cleveland Clinic, resistensi leptin adalah suatu kondisi yang terjadi karena kurangnya sensitivitas terhadap leptin.

Jika Anda memiliki resistensi leptin, otak Anda tidak merespons leptin seperti biasanya.
Karena terus-menerus dirangsang oleh leptin, Anda tidak bisa merasakan sensasi kenyang.

Hal ini menyebabkan Anda makan lebih banyak meskipun tubuh Anda memiliki simpanan lemak yang cukup.

Resistensi leptin membuat tubuh Anda dalam mode kelaparan.

Karena tidak sensitif terhadap leptin, otak Anda menurunkan tingkat energi dan membuat Anda menggunakan lebih sedikit kalori saat istirahat.

Sehingga, resistensi leptin berkontribusi terhadap obesitas.

Baca juga: Macam-macam Komplikasi Obesitas Beserta Gejalanya

 

Apa macam penyebab resistensi leptin?

Para peneliti tidak sepenuhnya yakin apa yang menjadi sumber penyebab resistensi leptin pada setiap orang, tetapi ada beberapa hal yang mungkin berkontribusi.

Resistensi leptin mungkin disebabkan oleh gangguan pada bagian otak yang disebut hipotalamus.

Leptin bekerja dengan mengirimkan sinyal ke hipotalamus, dan penelitian menunjukkan bahwa orang dengan obesitas mengalami peningkatan peradangan di area ini, yang dapat mengganggu komunikasi hormon dengan otak.

Asam lemak juga dapat menyebabkan resistensi leptin.

Asam lemak merupakan komponen lemak yang banyak ditemukan pada makanan.

Beberapa di antaranya penting untuk nutrisi, tetapi beberapa asam lemak yang ditemukan dalam lemak jenuh (seperti palmitat) dapat menghambat respons otak terhadap leptin.

Baca juga: Macam-macam Penyakit Akibat Obesitas yang Harus Diwaspdai

Apa saja gejala resistensi leptin?

Mengutip Ro.co, resistensi leptin menyebabkan banyak gejala yang berbeda, yang meliputi berikut:

  • Obesitas

Karena orang dengan resistensi leptin tidak merasa kenyang setelah makan dan tidak membakar kalori yang masuk.

  • Lemak perut

Orang yang resisten terhadap leptin mungkin secara spesifik memiliki lebih banyak lemak perut (lemak visceral).

Baca juga: Kenapa Obesitas Picu Penyakit Jantung? Begini Penjelasannya...

  • Kelelahan

Orang dengan kadar leptin tinggi dan resistensi leptin sering kali merasa sangat lelah dan letih.

  • Nyeri

Tingginya kadar leptin pada orang dengan resistensi leptin dapat mmebuat seseorang lebih rentan mengalami nyeri.

Resistensi leptin dan peningkatan kadar leptin dapat membuat Anda lebih cenderung mendambakan junk food dan makanan manis yang tinggi lemak.

Demikian, gejala resistensi leptin yang bisa terjadi. Namun, mungkin sulit untuk mendiagnosis resistensi leptin karena tidak ada kriteria standar untuk diagnosis.

Baca juga: 9 Cara Mencegah Obesitas yang Perlu Diketahui

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau