Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deteksi Dini Gangguan Jantung dengan Teknologi CT Scan Terbaru

Kompas.com - 27/05/2024, 20:50 WIB
Rini Agustin,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit kardiovaskular, termasuk jantung koroner saat ini menjadi penyebab utama kematian secara global. Kesadaran untuk memiliki gaya hidup sehat dan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan sangat penting untuk mendeteksi penyakit ini.

“Pemeriksaan kesehatan berkala mampu mendeteksi beberapa masalah di jantung seperti irama jantung, kelainan otot jantung, penyakit jantung bawaan, ataupun masalah pada katup jantung,” kata dokter spesialis jantung Johan Winata, dalam acara media diskusi yang diadakan oleh RS Pondok Indah di Jakarta, Senin (27/5/2024).

Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan tren peningkatan penyakit jantung koroner dari 0,5 persen pada 2013 menjadi 1,5 persen di tahun 2018 pada kelompok usia produktif.

Gangguan jantung pada orang muda akan mengganggu produktivitas dan menurunkan kualitas hidup. Karena itu melakukan pencegahan dan deteksi dini sangat penting. Apalagi saat ini teknologi pemeriksaan jantung di rumah sakit Indonesia semakin baik.

Baca juga: Gejala Awal Penyakit Jantung dan Pencegahannya

Salah satunya yakni RS Pondok Indah-Puri Indah yang baru saja mendatangkan teknologi baru berupa CT Scan 512 Slice with AI.

CT Scan jantung pada dasarnya adalah pemeriksaan penunjang dengan menggunakan X-ray dari berbagai sisi, untuk melihat struktur dan pembuluh darah jantung, dalam bentuk 3 dimensi.

CEO RS Pondok Indah Group, Dr. Yanwar Hadiyanto, MARS menuturkan, CT Scan 512 ini memiliki sejumlah keunggulan, antara lain kualitas gambar lebih baik, waktu pengerjaan yang cepat, serta yang terpenting adalah memberi diagnosis lebih akurat.

“Alat ini mampu menangkap gambar jantung dalam sekali denyut dengan gambaran pembuluh koroner tanpa terpengaruh gerakan berapa pun kecepatan nadi pasien. Selain itu, mampu menghasilkan gambar dengan kualitas tinggi. Pengambilan gambar hanya butuh 0,2 detik saja,” ucap Yanwar dalam acara yang sama.

Teknologi terbaru CT Scan Cardiac 512 Slice with Al ini membantu dokter dalam mendeteksi adanya plak di pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, mengevaluas? struktur jaringan anatomi jantung dan memberikan pencitraan kondisi pembuluh darah lebih detail.

Baca juga: Studi: Gaya Hidup Sedentari Sejak Kecil Bahaya untuk Jantung

Dr. Kanovnegara, Sp. Rad, B.Med.Sci menambahkan, teknologi CT Scan ini mendeteksi dengan lebih cepat sehingga paparan radiasi menjadi lebih rendah.

“Dengan alat ini, scan time lebih cepat sehingga paparan radiasi menjadi lebih rendah, dan dosis cairan kontras lebih sedikit. Berbagai keunggulan ini memberikan kenyamanan pada pasien dan dengan bantuan AI memberikan hasil pencitraan visual beresolusi tinggi,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan CT Scan Cardiac 512 with Al bisa digunakan oleh pasien dengan pemasangan ring jantung, pasien obesitas, serta semua kelompok umur termasuk anak-anak.

“Alat ini bisa digunakan oleh pasien klaustrofobia (memiliki ketakutan ketika berada di ruang sempit dan tertutup, serta pasien dengan berbagai kondisi medis penyerta seperti gangguan irama jantung, memiliki kalsifikasi (penumpukan kalsium) di arteri koroner,” tambahnya.

Alat ini juga mampu menentukan jenis batu, kuantifikasi fat liver, dan dapat membedakan jenis tumor secara jelas, hingga melihat ct virtual bronchoscopy untuk penyakit penyempitan saluran nafas.

Dengan adanya alat ini diharapkan masyarakat tidak perlu jauh-jauh pergi ke luar negeri untuk berobat dan melakukan medical check-up.

Baca juga: 4 Manfaat Pemeriksaan Kesehatan Rutin yang Perlu Diketahui

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com