PROGRAM makan siang gratis, yang menjadi salah satu program unggulan dari pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang memenangkan Pilpres 2024, telah mengalami perubahan nama menjadi makan bergizi gratis.
Presiden terpilih, Prabowo Subianto, menggolongkan masalah kekurangan gizi dan stunting anak-anak Indonesia sebagai salah satu yang mendesak.
Dia percaya bahwa mengubah fokus program menjadi makan bergizi gratis akan memberikan manfaat besar, termasuk memastikan setiap siswa mendapatkan setidaknya satu kali makanan bergizi dalam sehari.
Selain penting untuk perkembangan kognitif dan kesehatan anak-anak, program ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pendidikan dan mengurangi kesenjangan sosial.
Namun, implementasi program ini dihadang tantangan dalam menyediakan bahan makanan yang cukup.
Suhandri, Ketua Asosiasi Importir Daging Indonesia (Aspidi), menyatakan kesiapannya untuk menyuplai daging sapi untuk program ini.
Selain itu, Indonesia telah lama bergantung pada impor susu, dengan produksi dalam negeri hanya mampu memenuhi sebagian kecil dari kebutuhan nasional.
Menurut data BPS, produksi susu sapi perah lokal hanya mampu mencukupi kebutuhan sekitar 20 persen saja dari kebutuhan 4,4 juta ton susu dalam setahun.
Sebagian besar impor susu didatangkan dari Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat dan Uni Eropa. Sedangkan produksi susu di Indonesia masih didominasi usaha peternakan sapi perah rakyat.
Ketergantungan terhadap impor daging sapi juga terus meningkat, karena pertumbuhan populasi sapi potong lokal yang lambat dan produksi rendah.
Meningkatnya permintaan akan susu dan daging sapi, ada kekhawatiran bahwa ketergantungan terhadap impor akan semakin bertambah.
Ada kekhawatiran bahwa impor akan mendominasi pemenuhan kebutuhan daging nasional, meninggalkan produsen atau peternak sapi dalam negeri mengalami kerugian.
Menurut Budiman Sudjatmiko dari Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, program makan siang gratis membutuhkan jumlah beras, daging ayam, daging ikan, daging sapi, dan susu sapi yang sangat besar setiap tahunnya.
Program makan siang gratis akan membutuhkan 6,7 juta ton beras dan 1,2 juta ton daging ayam setiap tahunnya. Selain itu, juga akan dibutuhkan 1 juta ton daging ikan, 500.000 ton daging sapi, hingga 4 juta kiloliter (kL) susu sapi.
Mengingat tingginya permintaan ini dan ketersediaan yang terbatas, alternatif pengganti susu sapi dan daging sapi menjadi penting.