KOMPAS.com - Beberapa kondisi yang Anda miliki bisa meningkatkan risiko Anda terkena serangan jantung.
Mengutip Mayo Clinic, serangan jantung (heart attack) terjadi ketika aliran darah ke jantung sangat berkurang atau tersumbat.
Penyumbatan tersebut biasanya disebabkan oleh penumpukan lemak, yang terdiri dari kolesterol, dan zat lainnya, di arteri jantung (koroner).
Baca juga: Apa yang Bisa Menyebabkan Serangan Jantung?
Endapan lemak yang mengandung kolesterol tersebut disebut sebagai plak. Proses penumpukan plak ini disebut aterosklerosis.
Namun, tidak semua serangan jantung disebabkan oleh penyumbatan aterosklerosis, seperti yang dikutip dari National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI).
Jika masalah jantung dan pembuluh darah lain menyebabkan serangan jantung, hal ini disebut infark miokard tanpa adanya penyakit arteri koroner obstruktif (MINOCA).
Baca juga: Tanda-tanda Serangan Jantung akan Muncul
Serangan jantung adalah kondisi darurat medis.Jika Anda terkena serangan jantung, Anda harus segera mendapatkan pertolongan medis untuk mencegah kematian.
Baca terus artikel ini untuk tahu selengkapnya mengenai faktor risiko serangan jantung, yang mungkin Anda miliki.
Dengan mengetahui hal ini, Anda dapat melakukan banyak hal untuk menurunkan risiko Anda.
Baca juga: Perbedaan Henti Jantung dan Serangan Jantung yang Perlu Diketahui
Disari dari Hopkins Medicine dan Mayo Clinic, berikut beberapa kondisi yang membuat seseorang berisiko terkena serangan jantung:
Semakin tua usia Anda dan semakin lama Anda terpapar dampak risiko serangan jantung, seperti tekanan darah tinggi atau gaya hidup tidak sehat.
Pria yang berusia di atas 45 tahun dan wanita yang sudah melewati masa menopause memiliki risiko tertinggi terkena penyakit jantung ini.
Riwayat keluarga yang mengidap penyakit jantung merupakan faktor risiko yang tidak bisa Anda kendalikan secara langsung namun patut Anda waspadai.
Jika saudara laki-laki, saudara perempuan, orang tua atau kakek-nenek mengalami serangan jantung dini (pada usia 55 tahun untuk pria dan pada usia 65 tahun untuk wanita), Anda bisa berisiko lebih tinggi.
Baca juga: 8 Tanda-tanda Serangan Jantung yang Harus Diwaspadai
Tekanan darah adalah kekuatan yang diberikan darah pada dinding arteri.
Jika Anda memiliki tekanan darah di atas 140/90 mmHg, Anda mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi).
Seseorang yang memiliki tekanan darah tinggi membuat serangan jantung atau stroke lebih mungkin terjadi padanya.
Memiliki kolesterol LDL (kolesterol jahat) yang tinggi atau kolesterol HDL (kolesterol baik) yang rendah atau keduanya adalah salah satu prediktor terbaik risiko penyakit jantung.
Profil lipid darah mengukur jumlah kolesterol dan trigliserida, jenis lemak lain dalam darah yang merupakan faktor risiko.
Tingginya kadar trigliserida juga meningkatkan risiko serangan jantung.
Gula darah tinggi meningkatkan penumpukan plak, yang menyebabkan kerusakan arteri yang berujung pada penyakit jantung.
Penderita diabetes memiliki risiko dua kali lipat terkena penyakit jantung koroner.
Baca juga: Risiko Kematian Penderita Serangan Jantung Menurut Peneliti
Anda yang mengalami kegemukan atau obesitas dikaitkan dengan tekanan darah tinggi, diabetes, tingginya kadar trigliserida dan kolesterol jahat, serta rendahnya kadar kolesterol baik.
Itu semua membuat Anda memiliki risiko lebih besar mengalami serangan jantung seiring berjalannya waktu.
Sindrom metabolik merupakan kombinasi dari setidaknya tiga hal, yang meliputi pinggang membesar (obesitas sentral), tekanan darah tinggi, kolesterol baik rendah, trigliserida tinggi, dan gula darah tinggi.
Memiliki sindrom metabolik membuat Anda dua kali lebih mungkin terkena serangan jantung dibandingkan jika Anda tidak mengidapnya.
Pola makan tinggi gula, lemak hewani, makanan olahan, lemak trans, dan garam meningkatkan risiko serangan jantung.
Mengikuti pola makan rendah karbohidrat, lemak sehat, dan protein tanpa lemak (seperti pola makan Mediterania) dapat meningkatkan kesehatan jantung sekaligus membantu Anda menjaga berat badan yang sehat.
Baca juga: 8 Cara Mengobati Serangan Jantung yang Perlu Diketahui
Kurangnya aktivitas fisik (gaya hidup sedentari) dikaitkan dengan risiko serangan jantung yang lebih tinggi. Olahraga teratur meningkatkan kesehatan jantung.
Stres emosional, seperti kemarahan yang ekstrem, dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Jika Anda mengalami stres sekaligus tekanan darah tinggi, Anda memiliki risiko lebih besar menderita serangan jantung atau stroke.
Merokok adalah salah satu faktor risiko penyakit jantung terkuat yang dapat Anda kendalikan.
Bahkan merokok ringan atau sesekali pun dapat meningkatkan pembentukan plak.
Asap rokok juga mengurangi ketersediaan oksigen ke jantung dan paru-paru. Kebiasaan buruk ini dapat menambah nyeri dada, jika Anda sudah menderita penyakit jantung.
Wanita di atas usia 35 tahun yang merokok dan mengonsumsi pil KB memiliki risiko tambahan.
Mendapatkan paparan asap rokok dalam jangka panjang juga memiliki efek yang juga berbahaya.
Baca juga: 5 Cara Mencegah Serangan Jantung yang Perlu Diperhatikan
Orang yang menggunakan obat-obatan terlarang, seperti kokain dan amfetamin, berisiko mengalami serangan jantung.
Itu karena obat stimulan tersebut dapat memicu kejang arteri koroner.
Kondisi inilah yang menyebabkan tekanan darah tinggi saat hamil.
Orang yang mengalami ini memiliki risko lebih tinggi menderita penyakit jantung seumur hidup.
Memiliki penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis atau lupus, dapat meningkatkan risiko Anda terkena serangan jantung.
Demikianlah sejumlah faktor risiko serangan jantung yang menentukan siapa yang berisiko mengalaminya.
Semakin banyak faktor risiko yang Anda miliki dan semakin parah faktor tersebut, semakin tinggi risiko Anda terkena serangan jantung.
Orang yang memiliki risiko rendah terkena penyakit arteri koroner hidup rata-rata 10 tahun lebih lama dibandingkan mereka yang berisiko tinggi.
Baca juga: Tanda-tanda Serangan Jantung pada Anak yang Harus Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.