Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Ciri-ciri Hoarding Disorder, Tak Sekadar Menyimpan Barang

Kompas.com - 17/07/2024, 16:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Hoarding disorder, atau gangguan menimbun, adalah adalah kondisi yang membuat seseorang merasa kesulitan untuk membuang barangnya, bahkan yang tidak berharga.

Orang-orang yang mengalami hoarding disorder kerap merasa takut atau curiga terhadap orang lain, khususnya berkaitan dengan barang-barang miliknya, sehingga cenderung menarik diri dari lingkungan.

Jika tidak diatasi, kondisi ini dapat berdampak negatif pada kondisi emosi, sosial, fisik, dan finansial.

Untuk lebih jelasnya, ketahui ciri-ciri hoarding disorder dan kapan perlu ke dokter berikut ini.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Hoarding Disorder, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Ciri-ciri hoarding disorder

Beberapa orang yang mengalami hoarding disorder paham bahwa perilaku dan kepercayaan yang dimilikinya tersebut bisa berdampak negatif, namun beberapa orang yang lainnya tidak.

Berbeda dengan kolektor, orang-orang yang mengalami hoarding disorder cenderung menyimpan barang-barang yang acak, termasuk pakaian, majalah lama, dan bungkus makanan.

Bahkan, beberapa orang yang mengalami hoarding disorder juga memelihara beberapa jenis hewan, termasuk hewan ternak, secara berlebihan.

Dilansir dari Mayo Clinic, ciri-ciri hoarding disorder yang perlu diwaspadai, yakni:

  • Mencari dan menyimpan banyak barang yang mungkin tidak diperlukan saat ini dan tidak tersedia tempatnya di dalam rumah
  • Merasa kesulitan untuk membuang atau merelakan barang-barang, meskipun yang tidak berharga sama sekali
  • Merasa perlu menyimpan barang-barang yang dimiliki dan memiliki pikiran bahwa dirinya akan merasa sedih jika membuangnya
  • Menumpuk barang-barang dengan tidak tertata hingga ruangan tempat tinggal tidak bisa digunakan lagi
  • Mengalami kesulitan untuk merencanakan dan menata barang

Penyebab hoarding disorder tidak diketahui secara pasti. Namun, kondisi genetik, fungsi otak, dan kejadian tertentu yang memicu rasa stres bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan ini.

Orang-orang yang mengalami hoarding disorder tidak sekadar menumpuk barang. Terdapat beberapa alasan kenapa penderita hoarding disorder menumpuk barang, seperti:

  • Merasa bahwa barang-barang yang dimiliki unik atau diperlukan di masa depan
  • Merasa terikat secara emosional dengan barang-barang yang disimpan, seperti terdapat kenangan yang membahagiakan atau mengingatkan kepada orang lain
  • Merasa aman dan nyaman ketika dikelilingi dengan barang-barang tertentu
  • Memiliki perasaan tidak ingin menyia-nyiakan sesuatu

Kebiasaan ini kemudian akan sulit untuk diatasi dan berdampak negatif untuk kesehatan diri sendiri dan orang lain.

Baca juga: Apakah Hoarding Disorder Bisa Sembuh? Berikut Penjelasannya


Kapan perlu ke dokter?

Beberapa orang yang mengalami hoarding disorder kerap tidak menyadari bahwa dirinya mengalami masalah kesehatan mental ini.

Orang-orang di sekitar, termasuk keluarga dan teman, umumnya yang mencari bantuan profesional untuk membantu penderita hoarding disorder.

Dilansir dari Cleveland Clinic, terdapat dua jenis terapi utama yang mungkin akan diberikan sebagai cara menyembuhkan hoarding disorder, yakni:

  • Terapi perilaku kognitif yang merupakan salah satu jenis talk therapy, atau psikoterapi
  • Terapi obat antidepresan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI)

Memperhatikan ciri-ciri hoarding disorder di atas sangatlah penting sehingga Anda bisa segera mencari bantuan medis untuk diri sendiri atau orang di sekitar yang menunjukkan ciri serupa.

Dengan pengobatan dan perawatan yang tepat, gejala hoarding disorder bisa dikurangi dan risiko komplikasi bisa dicegah.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Hoarding Disorder dan Penyebabnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau