Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Cuci Darah pada Anak, Bisa Kelainan Bawaan dan Gaya Hidup

Kompas.com - 26/07/2024, 22:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan ada banyak kemungkinan penyebab cuci darah pada anak.

Ketua IDAI, Dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengatakan bahwa penyakit gagal ginjal terminal pada anak yang menyebabkan mereka harus menjalani cuci darah atau dalam istilah medis merujuk pada hemodialisis.

Baca juga: Viral Banyak Kasus Cuci Darah pada Anak di RSCM, Ini Faktanya..

Cuci darah bisa dialami anak pada usia berapa saja, bahkan sejak anak lahir. Penyebab cuci darah pada anak juga sangat beragam.

"Ada beberapa penyebab (anak cuci darah), yang pertama adalah adanya kelainan bawaan atau kongenital pada ginjal dan saluran kemihnya," kata Piprim dalam video siarannya pada Kamis (25/7/2024).

Pada kasus anak cuci darah sejak lahir, penyebabnya bisa karena ada kelainan pada ukuran ginjal yang terlalu kecil atau terdapat kista berbahaya yang tumbuh pada organ vital ini.

"Kemudian, penyebab yang lain adalah adanya sindrom nefrotik yang tidak tertangani dengan baik dan kemudian memicu adanya gangguan ginjal terminal," ujarnya.

Baca juga: Cuci Darah untuk Penyakit Apa Saja? Berikut Ulasannya...

Lupus yang menyerang ginjal juga bisa menjadi salah satu penyakit autoimun yang menyebabkan seorang anak harus cuci darah.

Penyebab lainnya yang mengakibatkan anak harus cuci darah adalah gaya hidup yang tidak sehat.

Piprim mengatakan, hal itu karena gaya hidup tidak sehat bisa memicu berbagai kondisi kesehatan, termasuk obesitas dan sindrom metabolik seperti hipertensi.

"Anak-anak yang obesitas mengalami inflamasi derajat rendah yang berlangsung secara kroni, dan juga mengalami tingginya ROS atau reactive oxygen species. Ini kalau ditambah hipertensi, lama-kelamaan bisa menyebabkan ginjalnya rusak terminal dan perlu dilakukan cuci darah," jelasnya.

Baca juga: Keuntungan Transplantasi Ginjal Dibanding Cuci Darah

Sementara, dokter spesialis anak RSCM, Dr. dr. Eka Laksmi Hidayati, Sp.A(K) mengungkapkan bahwa sebenarnya anak-anak jarang mengalami gagal ginjal hingga membutuhkan cuci darah, daripada dewasa.

"Penyebabnya juga berbeda dengan dewasa. Penyebab yang paling sering pada anak adalah kelainan bawaan," kata Eka dalam video live Instagram pada Kamis (25/7/2024).

Rata-rata anak yang mengalami cuci darah di RSCM memiliki usia di atas 12 tahun.

"Namun, ada pasien di usia lebih kecil. Kita pernah mendapatkan pasien usia di bawah satu tahun," ujarnya.

"Saat ini kita juga ada pasien umurnya di atas satu tahun, tetapi karena pertumbuhannya sangat terganggu, sehingga dia masih seperti bayi dengan berat badan enam kilogram," lanjutnya.

Baca juga: Mengenal Prosedur Cuci Darah untuk Pasien Gagal Ginjal

Cara mencegah gagal ginjal pada anak dengan gaya hidup sehat

Piprim mengatakan bahwa terkait penyebab cuci darah yang bisa dihindari, menerapkan gaya hidup sehat pada anak sejak dini adalah kunci pencegahannya agar kesehatan ginjal terjaga.

"Yang pertama biasakan minum air putih secara cukup. Jika berat badan anak itu 20 kg, minimal 1,5 liter per hari. Makin banyak minum lebih baik," kata Piprim yang memberikan tips gaya hidup sehat untuk anak.

Kemudian, semaksimal mungkin untuk menghindarkan anak dari minuman manis dengan berbagai bentuk dan jenisnya.

Baca juga: 3 Masalah Kulit yang Sering Dialami Pasien Cuci Darah

"Jika dikonsumsi terus-menerus bisa sangat berbahaya bagi ginjal anak-anak kita," ucapnya.

Ketiga, pola makan anak-anak terkait konsumsi garam harus diperhatikan.

Pola makan anak sehari-hari yang tinggi garam adalah gaya hidup tidak sehat yang bisa menjadi penyebab kerusakan ginjal di masa depan, yang mungkin mengharuskan mereka menjalani cuci darah.

Selanjutnya, anak-anak harus dibiasakan aktif bergerak seperti olahraga untuk menghindari sejak dini masalah ginjal di kemudian hari.

Baca juga: Mengenal Efek Samping Cuci Darah pada Penderita Gagal Ginjal

"Apabila orang rajin olahraga, aliran darahnya beredar dengan cepat. Ini sangat baik untuk organ-organ tubuh kita, seperti jantung dan ginjal. Tentu saja kebiasaan ini harus dicontohkan oleh orangtuanya," ungkap Piprim.

Olahraga juga bermanfaat untuk mengatasi risiko obesitas pada anak.

"Pada anak-anak yang obesitas atau overweight harus segera diatasi, karena obesitas ini biang kerok dari berbagai penyakit degeneratif di kemudian hari, bisa diabetes, hipertensi," terangnya.

Selain itu, orang tua harus menghindari kebiasan memberikan anak obat tanpa petunjuk dokter karena ada risiko yang membahayakan ginjal anak.

Baca juga: Kapan Penderita Penyakit Ginjal Harus Cuci Darah?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau