“Ini bisa dilakukan setelah, sebelum atau tanpa pembedahan kalau sudah stadium lanjut. Kemoterapi sebelum pembedahan untuk mengecilkan sel kanker, setelah kecil dilakukan pembedahan agar nanti lebih mudah diangkat,” kata dokter yang berpraktik di RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan tersebut.
Baca juga: Skrining Efektif Kanker Paru lewat Metode LDCT
Kemoterapi intravena juga bisa mengurangi gejala kanker paru-paru yang dikeluhkan pasien seperti sesak dan rasa nyeri di dada, namun memiliki efek samping yang cukup berat.
Kemoterapi intravena bisa dilakukan lengkap 6 siklus dengan satu siklus dilakukan selama 3 minggu, namun jika pasien memiliki kondisi tubuh yang lemah bisa kurang dari enam siklus.
Selain infus, kemoterapi juga bisa dilakukan dengan terapi target dengan obat minum yang menargetkan protein yang mendorong pertumbuhan sel kanker. Meskipun lebih diminati pasien karena minim rasa sakit, namun tidak semua pasien cocok dan perlu dilihat dari jenis kankernya.
Radiasi atau radioterapi jadi modalitas lainnya yang tidak menimbulkan rasa sakit pada pasien namun dengan kondisi yang tidak baik seperti berat badan turun dan sesak.
“Terapi radiasi bisa kuratif bila kondisi pasien dalam keadaan baik, contohnya kemoterapi stadium 3A tumor mengecil lalu dioperasi, kalau paliatif tujuannya untuk meningkatkan kualitas hidup karena kondisi pasien kurang bagus,” katanya.
Perawatan kanker paru terbaru yang sedang dikembangkan adalah imunoterapi, yaitu dengan meningkatkan imun tubuh agar bisa mengenali dan melawan sel kanker.
Imunoterapi bisa dikombinasikan dengan kemoterapi dan jadi alternatif bila kanker tidak mengecil dengan pengobatan lain.
Baca juga: 10 Gejala Kanker Paru-paru Stadium 4, Pantang Disepelekan
Dhuny mengatakan terapi ini memiliki efek samping yang minim karena memanfaatkan imun tubuh yang bekerja.
“Penelitian menunjukkan imunoterapi pada pasien yang belum kena terapi apapun bisa menghasilkan hasil akhir masa hidup lebih panjang dan bebas penyakit lebih lama dibanding jika hanya kemoterapi saja, jadi salah satu modalitas yang menjanjikan dan masih terus diteliti di seluruh dunia,” katanya.
Dengan banyaknya pilihan pengobatan kanker paru diharapkan dapat memberikan harapan hidup lebih berkualitas dan menurunkan angka kanker paru di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.