Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa yang Berisiko Alami Angina Pectoris alias 'Angin Duduk'?

Kompas.com - 20/08/2024, 14:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Angina pectoris yang dijuluki sebagai 'angin duduk' oleh masyarakat awam dapat diprediksi kemungkinan serangannya pada seseorang.

Mengutip Healthline, angina adalah jenis nyeri dada yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke jantung. Ini berarti otot jantung tidak mendapatkan cukup oksigen.

Baca juga: Apakah Angin Duduk Berbahaya? Ini Ulasannya...

Sedangkan, angina pectoris merupakan jenis angina yang paling umum. Angina jenis ini dapat dipelajari polanya karena terjadi berdasarkan apa yang Anda lakukan saat merasa nyeri di dada.

Misalnya, Anda berisiko mengalami 'angin duduk' setelah olahraga berat.

Mengetahui faktor risikonya dapat membantu Anda mengelola gejala dengan lebih mudah.

Baca terus artikel ini untuk mempelajari siapa saja yang berisiko mengalami angina pectoris yang dijuluki 'angin duduk'.

Baca juga: Apa yang Dimaksud Angin Duduk dalam Dunia Medis? Ini Ulasannya...

Faktor risiko angina pectoris

Dikutip dari Mount Sinai, seseorang dapat mengalami angina pectoris atau 'angin duduk', jika otot jantung bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan oksigen lebih banyak, tetapi tidak dapat terpenuhi.

Kebutuhan oksigen tidak terpenuhi biasanya akibat pembuluh darah ke jantung (arteri koroner) menyempit dikarenakan adanya bekuan darah (aterosklerosis). Kondisi ini disebut sebagai penyakit arteri koroner.

Penyakit arteri koroner adalah penyebab 'angin duduk' paling umum.

Baca juga: Pakar Sebut Gejala Angin Duduk Bisa Menyerupai Sakit Maag

Ada banyak faktor penyakit arteri koroner bisa terjadi, meliputi:

  • Diabetes
  • Riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner dini (kerabat dekat seperti saudara kandung atau orang tua menderita penyakit jantung sebelum usia 55 tahun pada pria atau sebelum usia 65 tahun pada wanita)
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Kolesterol LDL tinggi
  • Kolesterol HDL rendah
  • Kegemukan
  • Gaya hidup yang tidak banyak bergerak
  • Merokok
  • Bertambahnya usia

Penyakit ini juga lebih sering terjadi pada orang dengan jenis kelamin laki-laki.

Baca juga: Viral Sopir Taksi Diduga Alami Angin Duduk, Ini Cara Pertolongan Pertama Menurut Dokter...

Sementara itu, seseorang yang memiliki penyakit jantung koroner lebih mungkin mendapatkan serangan 'angin duduk', jika berada dalam kondisi berikut:

  • Cuaca dingin
  • Olahraga
  • Stres emosional yang tidak terkendali
  • Makan besar

Semua kondisi tersebut membuat otot jantung membutuhkan lebih banyak oksigen atau mengurangi jumlah oksigen yang diterimanya.

Baca juga: Apa yang Terjadi Jika Kita Mengalami Angin Duduk? Simak Faktanya...

Ada juga kondisi kesehatan lain yang bisa menjadi penyebab angina pectoris, yaitu:

  • Irama jantung abnormal (jantung Anda berdetak sangat cepat atau irama jantung Anda tidak teratur)
  • Anemia
  • Spasme arteri koroner (angina prinzmetal)
  • Gagal jantung
  • Penyakit katup jantung
  • Hipertiroidisme (tiroid yang terlalu aktif)

Baca juga: 9 Cara Mendiagnosis Angin Duduk yang Harus Diketahui

Jika Anda memiliki faktor risiko angin pectoris tersebut, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mencegah 'angin duduk'.

Disarankan untuk Anda segera mencari bantuan medis, jika merasakan nyeri dada atau tekanan baru di dada yang tidak dapat dijelaskan.

Selain itu, orang yang mengalami 'angin duduk' harus segera mendapatkan pertolongan medis, jika mulai hilang kesadaran atau pingsan.

Jika Anda pernah mengalami angina pectoris sebelumnya, Anda bisa mengalaminya kembali.

Baca juga: 16 Penyebab dan Faktor Risiko Angin Duduk yang Harus Diwaspadai

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau