KOMPAS.com - Kabar tentang perselingkuhan, apalagi yang melibatkan orang terkenal, selalu menimbulkan kehebohan dan pertanyaan tentang alasan apa yang mendasari mereka melanggar janji setia perkawinannya.
Dalam film Unfaithful, yang dianggap sebagai standar terbaik film tentang perselingkuhan, karakter Diane Lane seolah memiliki hidup yang sempurna. Ia memiliki rumah yang indah, anak-anak, dan suami tampan (walau agak membosankan) yang diperankan Richard Gere.
Meski demikian, dalam perkenalan tanpa sengaja dengan pria muda yang menarik (Olivier Martinez), Diane mendapati dirinya sulit menjaga kesetiaan.
Mengapa ia mempertaruhkan keharmonisan rumah tangganya dengan berselingkuh?
Menurut pakar psikologi hubungan Gary W.Lewandowski PhD, ada berbagai alasan mengapa orang terlibat perselingkuhan.
"Bisa karena faktor kepribadiaan atau harga diri si pelaku perselingkuhan, hubungan itu sendiri (tidak memuaskan), atau faktor situasi (si pelaku dapat kesempatan). Namun, bisa juga karena faktor genetik, biologi atau hormonal yang ternyata banyak memengaruhi perilaku selingkuh," papar Lewandowski.
Baca juga: Saat Pratama Arhan dan Azizah Salsha Diterpa Isu Perselingkuhan Tepat Satu Tahun Pernikahan
Faktor genetik
Sejumlah penelitian juga menunjukkan bahwa perselingkuhan memiliki kaitan genetik yang kuat.
Disebutkan bahwa perselingkuhan memiliki dasar genetik karena dalam sejarah evolusi kita, mencari pasangan alternatif menguntungkan untuk meningkatkan jumlah keturunan (terutama bagi pria), menyediakan genetika yang beragam bagi keturunan, atau mengakses sumber daya tambahan bagi keturunan.
Secara teoretis, jika ada gen atau variasi genetik yang mempengaruhi kecenderungan untuk berselingkuh, maka gen tersebut dapat diturunkan dari orang tua ke anak, seperti halnya sifat genetik lainnya.
Namun, penting untuk memahami beberapa hal mengenai genetik dan perilaku, yakni pengaruh genetik tidak mutlak.
Genetik dapat mempengaruhi kecenderungan terhadap perilaku tertentu, tetapi tidak berarti bahwa perilaku tersebut pasti akan muncul. Faktor lingkungan, budaya, pendidikan, dan pengalaman pribadi juga sangat berperan dalam menentukan perilaku seseorang.
Baca juga: 10 Kebiasaan Media Sosial yang Bisa Dianggap Selingkuh
Faktor hormon
Dalam penelitian tahun 2003, tim ahli mencari tahu hubungan antara status pernikahan dan level testosteron pria. Secara spesifik, pria yang berada dalam ikatan yang setia memiliki kadar testosteron 21 persen lebih rendah dibanding dengan mereka yang masih lajang.
Penelitian lainnya di tahun 2006 menemukan bahwa pria yang kadar testosteronnya tinggi mengaku punya ketertarikan untuk berhubungan seksual di luar pernikahannya.
Beberapa penelitian juga menunjukkan hal yang serupa, yaitu pria dengan kadar testosteron tinggi cenderung lebih tidak setia.
Kita mungkin terpikir untuk menguji kadar testosteron pasangan. Sebenarnya ada cara mudah untuk melakukannya, yaitu dengan mendengarkan suaranya.
Pria dengan suara yang dalam cenderung memiliki kadar testosteron tinggi, sementara wanita dengan nada suara tinggi kadar estrogennya juga tinggi.
Meski pria dengan suara yang dalam cenderung lebih menarik, tetapi dalam penelitian para wanita yang mencari hubungan jangka panjang menghindari pria dengan tipe suara ini. Secara intuisi wanita menganggap pria bersuara bass ini berpotensi selingkuh.
Sebaliknya, saat wanita hanya mencari hubungan singkat dan tidak terlalu peduli soal kesetiaan, mereka cenderung memilih pria bersuara dalam dan maskulin.
Baca juga: Apa Itu Testosteron dan Fungsinya untuk Tubuh
Siklus ovulasi
Pada wanita, siklus ovarium adalah faktor biologi lain yang bisa memengaruhi kecenderungan selingkuh. Singkatnya, wanita tergoda untuk melirik pria lain ketika mereka sedang masa subur (ovulasi).
Pengaruh biologis ini mungkin membuat seseorang terdengar tak punya kontrol untuk menahan diri karena ia bergantung pada hormonnya. Namun, bukan itu yang ditunjukkan penelitian.
Jika biologi adalah takdir, maka setiap pria dengan kadar testosteron tinggi dan wanita dengan kadar estrogen tinggi otomatis akan menjadi tukang selingkuh bukan? Ternyata tidak demikian.
Hormon mungkin membuat kita lebih sulit menahan godaan, tetapi tiap orang semestinya punya kemampuan untuk menyadari diri sendiri dan melakukan refleksi, dan dengan demikian bertanggung jawab atas pilihan mereka sendiri. Termasuk untuk berpegang teguh pada komitmen hubungan atau menuruti nafsu.
Baca juga: 10 Efek Selingkuh untuk Kesehatan Mental dan Fisik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.