Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Cacar Monyet alias Mpox yang Jadi Endemi di Afrika Sejak Lama

Kompas.com - 30/08/2024, 14:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Cacar monyet atau monkeypox alias Mpox kembali berstatus darurat kesehatan global atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC).

Dilatarbelakangi oleh kasus Mpox yang meningkat signifikan sejak 2023 di Afrika, khususnya di Republik Demokratik Kongo (DRC), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan status tersebut pada Rabu, 14 Agustus 2024.

Saat itu, kasus Mpox di Afrika dilaporkan telah melampaui total kasus Mpox pada 2023.

Baca juga: Cegah Mpox di Indonesia, Kemenkes Berlakukan SatuSehat Health Pass

Mengutip Reuters pada Kamis (8/8/2024), kasus Mpox di Afrika telah meningkat sebesar 79 persen dari 2022-2023 dan sebesar 160 persen dari 2023-2024.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Afrika melaporkan bahwa lebih dari 96 persen dari semua kasus dan kematian di benua ini berasal dari DRC.

Ditambah, Mpox telah masuk ke negara-negara di Afrika yang sebelumnya belum pernah melaporkan adanya kasus, seperti Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda.

Baca juga: Nigeria Jadi Negara Pertama yang Mendapat Vaksin Mpox

Mengutip CDC Afrika pada Selasa (13/8/2024), Direktur Jenderal CDC Afrika, Dr. Jean Kaseya mengatakan bahwa Afrika tidak menerima dukungan yang sangat dibutuhkannya selama wabah Mpox periode Mei 2022 hingga Juli 2023.

Ketika kasus global mulai menurun, peningkatan jumlah kasus di Afrika sebagian besar diabaikan.

“Kami mendesak mitra internasional kami untuk memanfaatkan momen ini guna bertindak berbeda dan bekerja sama erat dengan CDC Afrika untuk memberikan dukungan yang diperlukan bagi Negara Anggota kami,” tandas Kaseya.

Baca juga: 10 Tindakan Pencegahan Mpox Virus, Ada Cuci Tangan dan Pakai Masker

Menurut catatan WHO yang dirilis pada Senin (26/8/2024), ada lebih dari 120 negara yang saat ini telah melaporkan Mpox antara Januari 2022 hingga Agustus 2024, dengan 100.000 kasus terkonfirmasi laboratorium dan lebih dari 220 kematian di antara kasus terkonfirmasi.

Apakah Mpox adalah penyakit baru? Tentu, ini bukanlah penyakit baru.

Mpox memiliki catatan sejarah panjang yang menyebabkan wabah di seluruh dunia dan beban berkepanjangan di Afrika.

Baca terus artikel ini untuk mengetahui sejarah cacar monyet alias Mpox menurut lini masa.

Baca juga: Kemenkes: Vaksin Mpox Diberikan untuk Kelompok Berisiko

Apa itu Mpox?

Sebelum mengenal sejarah Mpox dari pertama kali ditemukan, baiknya kita mengetahui dahulu apa itu Mpox.

Mpox adalah akronim dari monkeypox yang diterjemahkan sebagai cacar monyet.

Mpox atau cacar monyet ini adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus monkeypox.

Merujuk WHO, virus ini termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae, yang juga mecakup virus variola (penyebab smallpox alias cacar), virus vaccinia, dan virus cacar sapi.

Ada dua jenis virus Mpox yang beredar di dunia, yaitu clade I (dengan subclade Ia dan Ib) dan clade II (dengan subclade IIa dan IIb).

Inang alami virus tidak diketahui, tetapi rentan terdapat pada berbagai mamalia kecil, seperti tupai dan monyet.

Baca juga: 88 Kasus Mpox di Indonesia, Menkes: Enggak Usah Khawatir, Bisa Diobati

Kapan Mpox ditemukan?

Mpox pertama kali ditemukan di Denmark pada 1958 ketika ada dua kasus penyakit mirip cacar menyerang koloni monyet yang dipelihara untuk diteliti. Oleh karenanya, penyakit ini diberi nama monkeypox (Mpox). 

Pada 1970, untuk pertama kali ditemukan virus cacar monyet menyerang manusia. Kasus Mpox pertama yang dilaporkan pada manusia adalaha pada seorang anak laki-laki berusia sembilan bulan di Republik Demokratik Kongo.

Pada 1980, terjadi pemberantasan penyakit cacar, dengan pemberian vaksin di seluruh dunia. Namun, cacar monyet terus muncul di Afrika bagian tengah, timur, dan barat.

Menurut ulasan Britannica, sejak saat itu, Mpox dengan clade I menjadi penyakit endemik di Afrika tengah. Clade I yang menyebabkan penyakit lebih parah dan lebih mematikan daripada clade II.

Sementara, clade II Mpox dominan beredar di Afrika Barat.

Baca juga: Mpox Tak Akan Berakibat Pandemi Global seperti Covid-19

Infeksi virus cacar monyet biasanya dari hewan ke hewan dan dari hewan ke manusia.

Hewan yang terinfeksi cacar monyet dapat menunjukkan demam, ruam, pembengkakan kelenjar getah bening , keluarnya cairan dari mata, dan nampak lesuan secara umum.

Kebanyakan virus dibawa oleh primata dan hewan pengerat di Afrika Tengah dan Barat, di mana infeksi sangat berbahaya pada anak-anak, yang memiliki tingkat kematian setinggi 10 persen dalam beberapa wabah.

Virus cacar monyet kemudian dibawa keluar dari Afrika oleh "hewan peliharaan eksotis" yang terinfeksi, seperti tikus berkantung raksasa (Cricetomys gambianus), landak ekor sikat (Atherurus macrourus), dan tupai tali (Funisciurus congicus).

Pada 2003, masuk tahun Milenium, wabah Mpox clade II terjadi di Amerika Serikat terkait dengan hewan liar yang diimpor dari Afrika.

Banyak anjing liar padang rumput yang terinfeksi oleh hewan dari Afrika, kemudian menularkan virus ini ke manusia.

Baca juga: Ancaman Mpox, Bagaimana Pencegahannya?

Virus cacar monyet dapat menular ke manusia melalui gigitan hewan atau melalui kontak langsung dengan cairan hewan yang terinfeksi.

Infeksi virus cacar monyet dari manusia ke manusia terjadi melalui kontak dekat yang berlangsung lama, termasuk paparan droplet pernapasan.

Sering kali infeksi terjadi di antara anggota keluarga.

Pada 2005, WHO mencatat ada ribuan kasus dilaporkan dari Republik Demokratik Kongo setiap tahun.

Pada 2017, Mpox muncul kembali di Nigeria dan terus menyebar di antara orang-orang di seluruh negeri dan pada pelancong ke tujuan lain.

Pada Mei 2022, wabah Mpox muncul tiba-tiba dan menyebar dengan cepat di seluruh Eropa, Amerika, hingga enam wilayah WHO terkena semua (meliputi Afrika, Amerika, Mediterania Timur, Eropa, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat).

Wabah global tersebut terutama memengaruhi (tetapi tidak hanya) kaum gay, biseksual, dan pria yang berhubungan seks dengan pria. Ini kemudian semakin menyebar dari orang ke orang melalui jaringan seksual.

Baca juga: Kenapa Hubungan Seks Berisiko Rentan Sebarkan Mpox? Ini Ulasannya...

Pada tahun yang sama, kamp-kamp pengungsi di Republik Sudan mengalami wabah Mpox dari clade I, lebih parah dan lebih mematikan.

Sejak 2022, terjadi peningkatan kasus dan kematian akibat Mpox di Republik Demokratik Kongo.

Di beberapa wilayah negara tersebut, jenis Mpox baru clade I, yang disebut klade Ib, telah menyebar dari orang ke orang.

Pada Juli 2022, WHO mengumumkan cacar monyet berstatus sebagai kejadian darurat kesehatan global.

Status darurat kesehatan global tersebut dinyatakan berakhir pada Mei 2023 setelah terjadi penurunan kasus global yang berkelanjutan.

Namun, pada 2024, kasus Mpox yang dilaporkan di Republik Demokratik Kongo meningkat secara signifikan sampai WHO memberlakukan kembali status darurat kesehatan global yang saat ini masih berlangsung.

Baca juga: WHO Rekomendasikan Vaksinasi Terarah daripada Massal untuk Cegah Mpox

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau