Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Cara Deteksi Dini Kanker Ovarium? Ini Langkahnya...

Kompas.com - 02/09/2024, 22:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Kanker ovarium yang terdeteksi pada stadium awal lebih mudah untuk diatasi daripada kanker ovarium yang baru terdeteksi pada stadium lanjut.

Merujuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, kanker ovarium termasuk kanker ginekologi yang paling mematikan dengan angka harapan hidup 5 tahun sekitar 43 persen.

Jika kanker ovarium ditemukan pada stadium dini, sekitar 94 persen pasien dapat hidup lebih lama dari 5 tahun setelah diagnosis, menurut American Cancer Society.

Baca juga: Siapa yang Berisiko Alami Kanker Ovarium? Ini Faktor Risikonya...

Namun, hanya 20 persen kanker ovarium yang terdeteksi pada tahap awal.

Hal itu karena tidak ada pemeriksaan yang dapat diandalkan untuk kanker ovarium dan gejala kanker ini cenderung tidak jelas serta mudah diabaikan, seperti yang dikutip dari UCLA Health.

Menurut Kemenkes RI, belum ada standar metode untuk mendeteksi dini kanker ovarium hingga saat ini.

Namun, American Cancer Society memiliki beberapa rekomendasi untuk Anda bisa inisiatif melakukan deteksi dini terhadap kanker ovarium.

Baca terus artikel ini untuk mempelajari cara mendeteksi kanker ovarium sejak dini.

Baca juga: Tanda-tanda Ada Masalah pada Ovarium, Bisa karena Kista dan Kanker

Cara deteksi dini kanker ovarium

Dikutip dari American Cancer Society, ada beberapa kiat untuk para wanita bisa mendeteksi kanker ginikologi paling mematikan ini sejak dini, yaitu sebagai berikut:

  • Melakukan pemeriksaan kesehatan wanita secara rutin

Pemeriksaan panggul (pelvis) dapat bermanfaat untuk mendeteksi beberapa kanker pada wanita sejak stadium awal.

Meski, sebagian besar tumor ovarium tahap awal sulit atau tidak mungkin untuk diraba.

Selama pemeriksaan panggul, tenaga kesehatan profesional akan meraba ovarium dan rahim untuk mengetahui ukuran, bentuk, dan konsistensinya.

Kanker ovarium stadium awal sering kali tidak menimbulkan gejala.

Gejala kanker ovarium juga mirip dengan kondisi lain yang tidak terlalu serius.

Pada saat kanker ovarium dianggap sebagai kemungkinan penyebab gejala-gejala tersebut, biasanya kanker tersebut telah menyebar di organ-organ di dekatnya.

Perhatian yang cepat terhadap gejala-gejala dapat meningkatkan kemungkinan diagnosis dini dan keberhasilan pengobatan.

Jika Anda mengalami gejala-gejala yang mirip dengan kanker ovarium hampir setiap hari selama lebih dari beberapa minggu, segera laporkan kepada dokter Anda.

Baca juga: Kenali Apa Itu Kanker Ovarium, Penyebab, dan Gejalanya

  • Tes skrining untuk kanker ovarium

Tes dan pemeriksaan skrining digunakan untuk mendeteksi penyakit, seperti kanker, pada orang yang tidak memiliki gejala apa pun.

Telah banyak penelitian untuk mengembangkan uji skrining kanker ovarium, tetapi sejauh ini belum banyak yang berhasil.

Sejauh ini, ada dua tes yang paling sering digunakan (selain pemeriksaan panggul lengkap) untuk skrining kanker ovarium, yaitu USG transvaginal (TVUS) dan uji darah CA-125.

Anda bisa mengambil langkah ini, jika Anda memiliki faktor risiko kanker ovarium. Tidak ada tes skrining yang direkomendasikan untuk kanker ovarium bagi wanita yang tidak memiliki gejala dan tidak berisiko tinggi terkena kanker ovarium.

Kebutuhan Anda untuk periksa semakin besar, jika Anda berisiko tinggi.

Wanita yang berisiko tinggi mengalami penyakit ini adalah yang memiliki sindrom genetik bawaan, seperti sindrom Lynch, mutasi gen BRCA, atau riwayat keluarga yang kuat terkena kanker payudara dan ovarium.

Baca juga: Apa Saja Gejala Kanker Ovarium? Berikut Ulasannya...

  • Tes skrining untuk tumor sel germinal/tumor stroma

Beberapa kanker sel germinal melepaskan penanda protein tertentu, seperti human chorionic gonadotropin (HCG) dan alpha-fetoprotein (AFP) ke dalam darah.

Setelah tumor ini diobati dengan pembedahan dan kemoterapi, tes darah untuk penanda ini dapat digunakan untuk melihat apakah pengobatan berhasil dan untuk menentukan apakah kanker akan kambuh.

Setelah diagnosis ditegakkan, Kemenkes mengatakan, metode terapi yang dilakukan pada penderita kanker ovarium adalah dengan operasi pengangkatan massa tumor dan organ terkait.

Kemudian, pasien kanker ovarium harus memperhatikan perawatan luka pascaoperasi dengan cara mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan tinggi protein, menjaga daerah luka operasi untuk tetap kering dan tidak lembab, menjaga kebersihan tubuh dengan baik, memperhatikan ada tidaknya tanda infeksi, serta minum obat secara teratur dan sesuai anjuran dari dokter.

Baca juga: Apa yang Dirasakan Penderita Kanker Ovarium?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau