Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDAI Sebut 3 Penyakit Autoimun Ini Sering Menyerang Anak-anak

Kompas.com - 04/09/2024, 10:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

  • Systemic lupus erythematosus (SLE)

"Penyakit autoimun kedua yang sering terjadi juga adalah SLE atau sistemik lupus organ. Ini bisa terjadi di mulut, kulit, paru-paru, ginjal, jantung, usus, darah, otot, dan persendian," ujarnya.

Penyakit autoimun ini dapat terjadi pada semua usia, dari anak-anak sampai dewasa, tapi dari semua kasus lupus hanya 10 persen terjadi pada masa kanak-kanak.

Selain itu, lupus lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki dengan perbandingan 9:1.

"Pada anak, penyakit ini munculnya menjelang pubertas. Jadi, kita lebih curiga lupus pada anak perempuan usia 9-11 tahun dengan berbagai keluhan yang tidak bisa dijelaskan," ucapnya.

Baca juga: Macam-macam Penyakit Autoimun yang Lebih Sering Menyerang Wanita

Sementara itu, lupus bisa menetap selama bertahun-tahun dan butuh konsumsi obat dalam waktu lama.

Karena bisa menyerang berbagai organ dalam tubuh, lupus dijuluki sebagai "penyakit dengan seribu wajah" yang sulit didiagnosis.

"Jadi, ada lupus yang datang dengan diagnosis tifus terus, dirawat karena tifus, DBD, tifus, DBD, ternyata lupus," ungkapnya.

Namun, jika muncul gejala khasnya, Endah mengatakan diagnosis lupus akan lebih mudah.

"Gejala khasnya muncul di area pipi dan tulang hidung. Jadi, di pipi akan muncul ruam merah yang berbentuk seperti kupu-kupu, yang disebut butterfly rash. Ada juga yang berbentuk discoid rash, ruamnya lebih menebal," ungkapnya.

Selain itu, ia mengatakan bahwa anak-anak dengan lupus sering juga mengalami sariawan yang mayoritas tidak nyeri, tapi langit-langit mulutnya terlihat berbeda.

"Lalu, lupus sering kali disertai rambut yang rontok. Berbeda dengan kerontokan saat kita menyisir rambut, ini rontoknya parah," terangnya.

Baca juga: Apa yang Dirasakan oleh Penderita Penyakit Autoimun? Ini Ulasannya...

  • Vaskulitis IgA/Henoch Schonlein Purpura (HSP)

Vakulitis adalah radang pada pembuluh darah yang disebabkan oleh penumpukan antibodi IgA. Dulu, penyakit ini disebut Henoch Schonlein Purpura (HSP).

"Ini adalah bagian dari vaskulitis, karena sebenarnya vaskulitis ada banyak sekali jenisnya, bisa terjadi pada pembuluh darah kecil, sedang, dan bahkan besar. Vaskulitis pada pembuluh darah kecil yang tersering adalah vaskulitis IgA," ucapnya.

Ia mengatakan bahwa kriteria dari jenis penyakit autoimun ini adalah wajib ditemukan purpura atau petekie. Purpura adalah bercak merah.

"Purpura pada HSP dominan ditemukan di tungkai bawah. Jadi, kami menemukannya di kaki biasanya," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau