Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Skiatika alias Nyeri Pinggul yang Umum pada Usia 20-50 Tahun

Kompas.com - 04/09/2024, 14:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Skiatika (sciatica) alias nyeri pinggul umum dialami orang pada usia 20-50 tahun dan jarang terjadi sebelum usia 20 tahun, kecuali mengalami cedera.

Mengutip Cleveland Clinic, kondisi ini biasanya bukan kondisi serius atau berbahaya, dan kebanyakan penderita skiatika bisa sembuh dengan sendirinya seiring waktu dan perawatan mandiri.

Namun, nyeri pinggul yang parah mungkin memerlukan pembedahan.

Baca terus artikel ini yang akan mengulas mengenai skiatika atau nyeri pinggul.

Baca juga: 6 Cara Mengatasi Saraf Kejepit di Pinggul

Apa itu skiatika?

Skiatika adalah nyeri saraf akibat cedera atau iritasi pada saraf skiatik.

Saraf skiatik adalah saraf terpanjang dan paling tebal di tubuh Anda. Lebarnya mencapai 2 sentimeter.

Saraf skiatik bukan hanya terdiri dari satu saraf. Saraf ini sebenarnya adalah kumpulan saraf yang berasal dari lima akar saraf yang bercabang dari sumsum tulang belakang Anda.

Anda memiliki dua saraf skiatik, satu di setiap sisi tubuh Anda. Setiap saraf skiatik berjalan melalui pinggul dan bokong Anda.

Masing-masing saraf tersebut turun ke kaki di sisi tubuh Anda hingga mencapai tepat di bawah lutut Anda.

Setelah sampai di sana, saraf-saraf tersebut terbagi menjadi saraf-saraf lain yang terhubung ke bagian-bagian yang lebih jauh ke bawah, termasuk tungkai, telapak kaki, dan jari-jari kaki Anda.

Jika Anda mengalami skiatika, artinya Anda merasakan nyeri ringan hingga berat di bagian mana pun yang terdapat saraf yang terhubung ke saraf skiatika.

Baca juga: Skiatika (Nyeri Pinggul)

Apa penyebab skiatika?

Skiatika dapat terjadi akibat kondisi apa pun yang memengaruhi saraf skiatik.

Nyeri pinggul ini juga dapat terjadi karena kondisi yang memengaruhi salah satu dari lima saraf tulang belakang yang membentuk saraf skiatik.

Kondisi yang dapat menjadi penyebab nyeri pinggul meliputi:

  • Hernia diskus atau saraf kejepit, yang mana orang yang berusia 20 hingga 50 tahun paling mungkin mengalami herniasi diskus;
  • Penyakit diskus degeneratif, kondisi saat bantalan di tulang belakang mulai terkikis
  • Stenosis tulang belakang, yang terjadi ketika ruang di sekitar sumsum tulang belakang menjadi terlalu sempit
  • Stenosis foraminal, yang terjadi saat penyempitan di beberapa bagian tulang belakang menyebabkan kompresi saraf tulang belakang
  • Spondilolistesis, kondisi di mana salah satu ruas tulang belakang bergeser dari posisinya dan memberi tekanan pada ruas tulang belakang di bawahnya
  • Osteoartritis, yang terjadi ketika tulang rawan yang melapisi sendi Anda terkikis seiring waktu dan tulang-tulang Anda bergesekan satu sama lain saat Anda menggunakan sendi yang terkena;
  • Cedera
  • Kehamilan
  • Tumor, kista, atau pertumbuhan abnormal lainnya
  • Conus medullas syndrome, yang merupakan kerusakan sumsum tulang belakang yang terjadi akibat cedera pada ruas tulang belakang bagian tengah
  • Cauda equina syndrome, yang terjadi saat cedera atau herniasi diskus menekan akar saraf di bagian bawah sumsum tulang belakang.

Baca juga: Menyingkirkan Nyeri Saraf Terjepit dengan Bedah Sayatan Kecil

Apa saja gejala skiatika?

Dikutip dari Mayo Clinic, nyeri pinggul dapat terjadi hampir di mana saja di sepanjang jalur saraf.

Nyeri ini kemungkinan besar mengikuti jalur dari punggung bawah ke bokong dan bagian belakang paha dan betis.

Rasa sakit dari kondisi ini bisa bervariasi dari nyeri ringan hingga nyeri tajam seperti terbakar. Terkadang, orang dengan nyeri pinggul akan merasakan seperti tersengat listrik.

Rasa sakit dari kondisi ini bisa bertambah parah saat Anda batuk, bersin, atau duduk dalam waktu lama. Namun biasanya, skiatika hanya menyerang satu sisi tubuh.

Beberapa orang juga merasakan mati rasa, kesemutan, atau kelemahan otot di kaki atau telapak kaki.

Satu bagian kaki mungkin terasa nyeri, sementara bagian lain mungkin terasa mati rasa.

Nyeri pinggul ringan biasanya akan hilang seiring waktu. Anda membutuhkan pertolongan medis, jika nyeri berlangsung lebih dari seminggu, parah, atau bertambah parah.

Baca juga: 7 Makanan dan Minuman yang Perlu Dihindari Penderita Nyeri Saraf

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau