Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/01/2022, 08:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Skiatika adalah kondisi yang disebabkan oleh iritasi, peradangan, cubitan, atau kompresi saraf di punggung hingga ke tungkai bawah (linu panggul).

Penyebab paling umum adalah disk hernia yang tergelincir dari tempatnya, menyebabkan tekanan pada akar saraf.

Kebanyakan orang dengan linu panggul dapat sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu tertentu dan perawatan sendiri.

Baca juga: Patah Tulang Pinggul

Gejala

Jika mengalami skiatika, seseorang mungkin merasa:

  • nyeri yang menusuk, membakar, atau kesemutan
  • mati rasa
  • lemah.

pada tubuh bagian:

  • bawah
  • tungkai, bagian belakang kaki, dan kaki.

Gejala juga dapat memburuk saat bergerak, bersin, atau batuk.

Selain itu, seseorang dengan gangguan ini juga mungkin mengalami sakit punggung, tapi umumnya tidak separah rasa sakit di bagian pinggul, tungkai, atau kaki.

Penyebab

Skiatika dapat terjadi saat saraf skiatika terjepit, biasanya akibat disk hernia atau pertumbuhan tulang berlebih (tulang taji) di tulang belakang.

Dalam beberapa kasus yang lebih jarang, saraf juga dapat tertekan akibat tumor atau kerusakan yang disebabkan penyakit lain, seperti diabetes.

Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami kondisi ini, yaitu:

Baca juga: Displasia Pinggul

  • Usia. Perubahan di tulang belakang, seperti disk hernia dan taji tulang, adalah penyebab paling umum dari skiatika yang berkaitan dengan usia.
  • Kegemukan. Tekanan pada tulang belakang yang meningkat akibat berat badan berlebih.
  • Pekerjaan. Pekerjaan yang mengharuskan seseorang untuk memutar punggung, membawa beban berat, atau mengendarai kendaraan bermotor untuk waktu yang lama dapat meningkatkan risiko seseorang terhadap skiatika. Namun, belum ada bukti konkrit dari kondisi ini.
  • Duduk di posisi sama untuk waktu lama. Orang yang memiliki gaya hidup tidak banyak bergerak akan lebih mungkin mengalami skiatika ketimbang orang yang aktif.
  • Diabetes. Kondisi ini dapat memengaruhi cara tubuh mengolah gula darah, meningkatkan risiko kerusakan saraf.

Diagnosis

Jika dokter menduga seseorang mengalami skiatika, dokter akan memberikan pemeriksaan fisik untuk melihat refleks dan kekuatan otot.

Selain itu, dokter juga akan meminta pasien melakukan aktivitas tertentu, seperti berjalan jinjit untuk melihat apa yang menyebabkan rasa sakit.

Apabila rasa sakit parah, dokter mungkin akan memesan tes pencitraan untuk memeriksa taji tulang dan disk hernia.

Beberapa lain dapat meliputi:

  • X-Ray yang dapat menunjukkan gambar bagian dalam tubuh untuk memeriksa taji tulang
  • CT scan yang menggabungkan serangkaian sinar-X untuk melihat sumsum tulang belakang dan saraf tulang belakang dengan lebih baik
  • MRI yang menggunakan gelombang radio dan magnet untuk memberikan tampilan detail pada punggung dan tulang belakang
  • Elektromiografi (EMG) yang mengukur seberapa cepat sinyal saraf berjalan melalui tubuh.

Baca juga: Sering Nyeri Pinggang, Waspadai Bursitis

Perawatan

Dokter umum dapat menyarankan:

  • serangkaian latihan dan peregangan yang dapat dilakukan
  • meresepkan obat penghilang rasa sakit.

Selain itu, dokter juga mungkin akan merujuk untuk melakukan:

  • fisioterapi
  • dukungan psikologis (untuk membantu mengatasi rasa sakit).

Obat-obatan yang mungkin diresepkan dapat termasuk:

  • antiperadangan
  • relaksan otot
  • antidepresan trisiklik
  • antikejang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau