KOMPAS.com - Peresmian Daewong Biologics Indonesia di Cikarang, Jawa Barat, (12/9/2024) yang melakukan pengembangan dan produksi sel punca (stem cell), menandai kerjasama yang erat dalam bidang biofarmasi antara Indonesia dan Korea Selatan.
Pabrik sel punca yang berlokasi di Kawasan Industri Jababeka Cikarang ini telah menerima sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.
Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, peresmian pabrik ini bisa menjadi sarana untuk dilakukannya alih teknologi.
"Ini bisa jadi batu loncatan teknologi manufaktur untuk pengobatan yang lebih baik di Indonesia. Saat ini ada 120 pekerja Indonesia yang bekerja di Daewoong Korea Selatan dan mereka akan kembali ke Indonesia lagi setelah mempelajari, untuk mengembangkan stem cell sebagai terapi pengobatan alternatif," kata Dante yang ditemui seusai acara peresemian.
Ia menyebutkan, selama ini sel punca yang diambil di Indonesia dibawa ke luar negeri, diolah di sana, kemudian disuntikkan lagi untuk orang Indonesia.
"Sekarang sudah bisa diambil di sini, diproses, lalu digunakan untuk berbagai penyakit, misalnya jantung, ortopedi, dan penyakit lain," paparnya.
Baca juga: Penyakit yang Bisa Diobati dengan Sel Punca
Kepala Badan POM, Taruna Ikrar mengatakan, nantinya setiap sel punca yang diproduksi akan dilakukan uji klinis secara spesifik untuk menentukan sel tersebut bisa dipakai untuk pengobatan penyakit tertentu.
"Menjadi tanggung jawab BPOM untuk mengevaluasi melalui tim nasional kita apakah produk ini aman, berkhasiat, dan berkualitas tinggi,"ujar Taruna.
CEO Daewoong Pharmaceutical, Shawn Park, mengatakan Daewoong Biologics Indonesia berkomitmen menjadi mitra layanan kesehatan bagi Indonesia.
Di pabrik terbaru Daewong ini, akan dilakukan transfer seluruh keahlian terkait sel punca dari Korea, termasuk keahlian dalam uji klinis, penelitian, dan produksi.
Daewoong juga berencana untuk memperkenalkan berbagai sel punca seperti sel punca yang berasal dari tali pusat dan sel punca yang berasal dari jaringan lemak, serta memperluas jaringan untuk mencakup sel eksosom dan sel imun guna menyediakan pilihan pengobatan yang inovatif bagi pasien Indonesia.
Dengan jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia yang melampaui 7 persen tahun lalu, Indonesia secara resmi memasuki “era penuaan penduduk”. Karena peningkatan populasi yang menua menyebabkan peningkatan penyakit degeneratif seperti osteoartritis pinggul, kanker, dan gangguan otak, industri farmasi mengantisipasi lonjakan permintaan yang signifikan untuk terapi sel punca.
Baca juga: Jangan Sembarangan Memilih Terapi Stem Cell
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.