Selama puluhan tahun para peneliti telah menemukan bahwa kesepian kronis akan mengakibatkan kesehatan fisik menurun dan bahkan bisa memicu kematian.
Bukti menunjukkan bahwa keterkaitan antara hubungan sosial dengan kesehatan fisik paling kuat ditemukan pada hasil penyakit jantung dan stroke.
Russell mengatakan, penting untuk dicatat bahwa ketika peneliti membicarakan tentang dampak kesehatan yang mengkhawatirkan ini, mereka umumnya merujuk pada kesepian kronis daripada kesepian jangka pendek yang kita semua rasakan sesekali.
Namun, kesepian sementara pun dapat membuat Anda merasa tidak enak badan.
Gejala kesepian secara fisik dapat meliputi sakit kepala, nyeri tubuh, gejala mirip flu, dan masalah tidur, menurut Mayo Clinic.
Baca juga: Apakah Kesepian Merupakan Masalah Kesehatan Mental?
Salah satu tanda kesepian juga bisa ditunjukkan dari banyak waktu yang terbuang dengan mengulir layar gadget untuk melihat media sosial.
Bly mengatakan bahwa penggunaan media sosial dapat menutupi kesepian dan sekaligus menciptakan kondisi ini.
Ia menjelaskan, media sosial (meliputi pengikut, jumlah like, dan teman yang bisa Anda temukan di sana) memberikan ilusi koneksi, hanya menawarkan hologram hubungan manusia yang sebenarnya.
Penelitian menunjukkan bahwa jika Anda menggunakan media sosial untuk mengisi wadah koneksi, Anda mungkin tidak akan menemukan hubungan berkualitas.
Dalam sebuah penelitian yang melibatkan lebih dari 1.000 orang dewasa di empat negara, orang yang menggunakan media sosial untuk koneksi sosial cenderung mengatakan bahwa mereka merasa kesepian dibandingkan mereka yang menggunakannya untuk tujuan lain, seperti menghindari kebosanan.
Beralih ke media sosial saat Anda kesepian dapat mengakibatkan peningkatan rasa takut ketinggalan (FOMO).
FOMO dapat meningkatkan kesepian, yang mengarah ke siklus berbahaya, di mana kesepian, menggunakan media sosial, dan FOMO, kemudian kembali kesepian, begitu seterusnya, menurut tinjauan literatur.
Terakhir, tanda kesepian yang perlu Anda sadari adalah munculnya perilaku kompulsif untuk memenuhi kesenangan diri sendiri, seperti berlebihan makan, belanja, dan menggunakan zat tertentu (seperti tembakau, alkohol, atau narkoba).
Pada tahap ini, orang yang kesepian biasanya secara tidak sadar tengah berusaha mengelola perasaannya.
Ini lebih dari sekadar pengamatan klinis. Misalnya, para peneliti menemukan bahwa merasa kesepian membuat Anda ingin membeli barang lebih dari yang seharusnya, termasuk satu studi yang secara khusus meneliti belanja di platform digital.
Jika kebiasaan Anda terasa tidak terkendali atau Anda kewalahan dengan gejala kesepian, pertimbangkan untuk menghubungi psikoterapis atau profesional perawatan kesehatan tepercaya lainnya.
Para ahli meyakini bahwa bukan kuantitas interaksi sosial yang dapat memerangi kesepian, melainkan kualitasnya.
Baca juga: WHO: Kesepian Jadi Ancaman Kesehatan Global
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.