Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian Jantung Mendadak, Apa Faktor Risikonya? Ini Ulasannya...

Kompas.com - 04/10/2024, 18:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Kematian jantung mendadak (sudden cardiac death) memiliki banyak faktor risiko dan risikonya akan lebih tinggi seiring bertambahnya usia.

Mengutip Cleveland Clinic, kematian jantung mendadak adalah kematian mendadak dan tak terduga dalam waktu satu jam akibat masalah jantung.

Henti jantung (cardiac arrest) adalah kondisi yang menyertai kematian jantung mendadak.

Baca juga: Aritmia Bisa Sebabkan Kematian Mendadak, Kenapa? Ini Ulasannya...

Menurut Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita, kematian jantung mendadak merujuk pada kematian atau kejadian henti jantung yang diakibatkan karena masalah kardiovaskular yang terjadi cepat baik di luar rumah sakit atau di Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Saat Anda mengalami henti jantung mendadak, jantung Anda berhenti memompa darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh.

Ini berarti organ-organ tubuh Anda tidak dapat menerima oksigen, yang dibutuhkan untuk berfungsi sebagaimana mestinya agar Anda tetap hidup.

Baca juga: Kenali Sindrom Kematian Mendadak akibat Aritmia yang Bisa Sebabkan Meninggal Saat Tidur

Tanpa bantuan segera untuk mengalirkan oksigen ke otak dan organ vital lainnya, kondisi tersebut akan berakibat fatal.

Pada saat itu terjadi, Anda akan mengalami kematian jantung mendadak.

Artikel ini selanjutnya akan mengulas mengenai berbagai faktor risiko dari kematian jantung mendadak.

Baca juga: Mengenal Penyebab Kematian Mendadak Saat Olahraga

Faktor risiko kematian jantung mendadak

Banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko henti jantung mendadak dan kematian jantung mendadak. Risikonya akan lebih tinggi seiring bertambahnya usia.

Ada dua risiko utama dari kondisi ini yaitu:

Jika Anda pernah mengalami serangan jantung sebelumnya, Anda akan memiliki risiko lebih besar terkena kematian jantung mendadak.

  • Penyakit arteri koroner

Risiko terkena kematian jantung mendadak Anda lebih tinggi, jika memiliki penyakit arteri koroner. Sementara, faktor risiko penyakit ini meliputi merokok, riwayat keluarga penyakit kardiovaskular, kolesterol tinggi, atau pembesaran jantung.

Baca juga: Kasus Kematian Mendadak Pebulu Tangkis, Dokter Sebut Perlu Ada AED di Fasilitas Umum

Faktor risiko kematian jantung mendadak lainnya termasuk jika Anda memiliki berikut:

  • Episode henti jantung mendadak sebelumnya;
  • Riwayat keluarga dengan henti jantung mendadak atau kematian jantung mendadak;
  • Riwayat personal atau keluarga mengalami irama jantung abnormal tertentu, seperti long QT syndrome, Wolff-Parkinson-White syndrome, dan takikardia ventrikel;
  • Takikardia ventrikel atau fibrilasi ventrikel setelah serangan jantung;
  • Riwayat masalah jantung bawaan (sejak lahir) atau kelainan pembuluh darah;
  • Riwayat sinkop atau episode pingsan yang penyebabnya tidak diketahui;
  • Gagal jantung, yang terjadi ketika daya pompa jantung lebih lemah dari biasanya. Orang dengan gagal jantung memiliki kemungkinan enam hingga sembilan kali lebih besar daripada kebanyakan orang untuk mengalami aritmia ventrikel yang dapat menyebabkan serangan jantung mendadak;
  • Kardiomiopati dilatasi, yang bisa menyebabkan sekitar 10 persen kematian jantung mendadak
  • Kardiomiopati hipertrofi
  • Perubahan signifikan pada kadar kalium dan magnesium dalam darah
  • Obesitas
  • Diabetes
  • Riwayat mengonsumsi obat-obatan terlarang atau obat-obatan yang dapat menyebabkan aritmia.

Jika Anda memiliki salah satu faktor risiko di atas, Anda harus berkonsultasi dengan dokter tentang cara mengurangi risiko kematian jantung mendadak.

RSJPD Harapan Kita menyarankan orang dengan risiko tingi mengalami kematian jantung mendadak sangat penting untuk melakukan skrining.

Baca juga: Apa Itu Sindrom Kematian Mendadak pada Orang Dewasa?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau