KOMPAS.com – Kolesterol adalah senyawa lemak lunak yang berwujud seperti lilin (wax).
Sebagian besar kebutuhan kolesterol untuk tubuh sebenarnya dapat dibuat oleh organ hati.
Sedangkan sisanya atau kolesterol tambahan bisa diperoleh dari konsumsi makanan tertentu.
Kolesterol dalam makanan merupakan hasil pencernaan lemak yang menghasilkan trigliserida dan asam lemak bebas.
Semua senyawa itu diserap oleh tubuh melalui usus ke dalam darah.
Baca juga: 8 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Tak Disadari
Dalam kadar normal atau kurang dari 200 mg/dl, kolesterol merupakan sahabat bagi sistem tubuh.
Kolesterol dalam darah dan jaringan antara lain dapat digunakan sebagai:
Namun, jika kadar kadar kolesterol dalam darah sudah terlalu tinggi dan tidak terkontrol, dapat menumpuk di dalam tubuh, terlebih pada pembuluh darah.
Melansir Mayo Clinic, kolesterol tinggi atau hiperkolesterolemia bukanlah suatu penyakit, tapi menjadi faktor risiko bagi penyakit lainnya, terutama penyakit jantung dan pembuluh darah.
Kolesterol tinggi juga bertanggung jawab langsung atas terjadinya aterosklerosis.
Baca juga: Bagaimana Hipertensi Bisa Sebabkan Kematian?
Aterosklerosis adalah penyakit pembuluh darah yang ditandai dengan penyempitan pembuluh darah.
Kondisi ini dapat menyebabkan jaringan dan organ yang semestinya dialiri darah menjadi kekurangan pasokan darah (iskemia).
Aterosklerosis terjadi akibat adanya penumpukan plak atau lemak kolesterol.
Pembentukan plak lemak dalam arteri yang terjadi terus menerus, dapat mengakibatkan penyempitan dan berakhir pada penyumbatan arteri yang terkena.
Plak yang mengendap dalam pembuluh darah disebabkan oleh low-density lipoprotein (LDL) atau dikenal sebagai kolesterol jahat.