KOMPAS.com - Limfoma non-Hodgkin termasuk dalam kelompok kanker darah yang berkembang di sistem limfatik.
Di seluruh dunia, sekitar 5 dari 100.000 orang memiliki jenis limfoma non-Hodgkin dan sekitar 3 dari 100.000 orang meninggal karena kondisi ini, seperti yang dikutip dari Cleveland Clinic.
Penyakit ini serius karena bisa membuat tubuh penderitanya rentan terkena infeksi yang mengancam jiwa, kanker jenis lain, atau penyakit jantung.
Penyakit ini bisa diobati dengan menghilangkan gejalanya yang disebut sebagai episode remisi. Namun, gejalanya bisa muncul kembali.
Baca terus artikel ini untuk mengetahui lebih lanjut mengenai limfoma non-Hodgkin.
Baca juga: Apa Perbedaan Limfoma Hodgkin dan Limfoma Non-Hodgkin? Ini Ulasannya...
Limfoma non-Hodgkin adalah sekelompok kanker darah yang biasanya berkembang di sistem limfatik.
Sistem limfatik adalah jaringan organ, pembuluh, dan kelenjar getah bening yang berkerja sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Limfoma non-Hodgkin merupakan kelainan genetik yang didapat. Penderitanya tidak terlahir dengan kelainan ini.
Limfoma non-Hodgkin terjadi ketika sel darah putih yang dikenal sebagai limfosit bermutasi atau berubah.
Dalam kasus ini, sel yang terpengaruh adalah limfosit B (sel B) atau limfosit T (sel T) yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh Anda.
Limfoma non-Hodgkin bukan penyakit tunggal. Ada lebih dari 70 jenis limfoma non-Hodgkin.
Setiap jenisnya dapat memengaruhi tubuh Anda dengan cara yang berbeda.
Misalnya, beberapa jenis limfoma non-Hodgkin menyebar lebih cepat daripada jenis lainnya.
Beberapa jenis lainnya memengaruhi organ seperti limpa dan hati, sementara jenis lainnya memengaruhi kulit Anda.
Baca juga: Apa yang Menyebabkan Limfoma Hodgkin? Ini Ulasannya...
Dalam kebanyakan kasus, dokter tidak mengetahui apa yang menjadi penyebab limfoma non-Hodgkin, seperti yang dikutip dari Mayo Clinic.
Penyakit ini bermula ketika tubuh memproduksi terlalu banyak limfosit abnormal.
Biasanya, limfosit menjalani siklus hidup yang dapat diprediksi. Limfosit lama akan mati, dan tubuh Anda menciptakan limfosit baru untuk menggantikannya.
Jika menderita limfoma non-Hodgkin, limfosit lama tidak mati, dan tubuh terus menciptakan limfosit baru.
Sehingga, limfosit memenuhi kelenjar getah bening dan menyebabkan pembengkakan.
Limfoma non-Hodgkin paling sering dimulai di sel B dan sel T.
Baca juga: Apa yang Dirasakan Orang dengan Limfoma Hodgkin? Ini Ulasannya...
Sel B adalah jenis limfosit yang melawan infeksi dengan memproduksi antibodi untuk enetralkan penyerang asing. Sebagian besar limfoma non-Hodgkin muncul dari sel B ini.
Sel T adalah jenis limfosit yang terlibat dalam membunuh penyerang asing secara langsung. Jenis limfoma non-Hodgkin ini lebih jarang terjadi.
Apakah limfoma non-Hodgkin Anda berasal dari sel B atau sel T membantu menentukan pilihan pengobatan Anda.
Meski umumnya limfoma non-Hodgkin terjadi di kelenjar getah bening, penyakit ini dapat menyebar ke bagian lain dari sistem limfatik.
Bagian lain itu termasuk pembuluh limfatik, amandel, kelenjar adenoid, limpa, timus, dan sumsum tulang.
Limfoma non-Hodgkin kadang-kadang melibatkan organ di luar sistem limfatik Anda.
Baca juga: Dokter Jelaskan Beda Kanker Limfoma dan TBC
Gejala limfoma non-Hodgkin bisa meliputi berikut:
Perlu diketahui bahwa gejala di atas bisa terkait dengan banyak kondisi lain, tidak hanya limfoma non-Hodgkin.
Jika Anda memiliki gejala seperti di atas tidak berarti Anda pasti mengalami limfoma non-Hodgkin.
Anda harus periksa ke dokter untuk mendapatkan diagnosis limfoma non-Hodgkin.
Baca juga: Panduan Makan untuk Penderita Limfoma Hodgkin
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.