KOMPAS.com - Guiness world record mungkin terus menambah daftar manusia yang mencapai rekor usia. Data terakhir, manusia paling tua berusia 117 tahun. Usia harapan hidup paling tinggi biasanya ditemukan pada warga dari negara berpenghasilan tinggi.
Walau begitu, ternyata usia harapan hidup manusia di negara-negara kaya tidak lagi meningkat seperti yang terjadi pada abad ke-20.
Pada abad-20, perbaikan dalam bidang kesehatan dan kedokteran berdampak pada perpanjangan usia secara radikal. Setiap dekade yang berlalu, usia harapan hidup di negara berpendapatan tinggi meningkat sekitar tiga tahun.
Peningkatan tersebut antara lain didorong oleh menurunnya angka kematian anak, diikuti dengan penurunan angka kematian pada orang usia pertengahan dan lansia. Misalnya saja, di Amerika Serikat tahun 1900, usia harapan hidup rata-rata adalah 47,3 tahun dan di tahun 2000 meningkat jadi 76,8 tahun.
Walau begitu, peningkatan pesat dalam usia harapan hidup manusia tersebut kemungkinan besar tidak akan terjadi di abad-21.
Baca juga: Manusia Tertua di Dunia Meninggal di Usia 117 Tahun, Tak Pernah Idap Penyakit Kronis
Kesimpulan itu disampaikan peneliti dalam laporannya di jurnal Nature Ageing. Disebutkan bahwa kemungkinan orang hanya dapat memperoleh tambahan umur 2,5 tahun pada tiga dekade mendatang.
Penjelasan yang paling mungkin untuk perlambatan ini adalah bahwa manusia kini mendekati batas atas harapan hidupnya.
Dengan semakin banyaknya orang yang bertahan hidup hingga usia lanjut, faktor risiko utama kematian, yaitu terkait dengan penuaan biologis dan akumulasi kerusakan sel dan jaringan secara bertahap, pasti tetap terjadi seiring berjalannya waktu.
Kita tahu cara mencegah anak meninggal karena sakit campak, tapi kita tak bisa menghentikan jam biologis yang terus berdetak ketika anak itu mencapai usia 60,70, atau lebih.
Baca juga: Tips Hidup Panjang Umur dengan Jalan Kaki 8.000 Langkah
Mencari pengobatan untuk penyakit yang terkait usia, misalnya menemukan obat untuk Alzheimer atau kanker, sama seperti halnya meletakkan plester sementara pada luka.
"Semua upaya untuk menemukan terapi yang lebih baik, atau bahkan obat, akan memungkinkan seseorang panjang umur untuk bisa merasakan usia tua, tapi tetap saja kita tidak bisa menghilangkan akar masalah penuaan," kata ketua peneliti dan profesor epidemiologi Jay Olshansky.
Dengan kata lain, semua upaya dalam bidang kedokteran yang saat ini bisa dicapai manusia tetap tidak bisa menghentikan jalannya laju penuaan sel dalam tubuh.
Studi usia harapan hidup
Dalam penelitiannya, Olshansky dan timnya meneliti tren dalam usia harapan hidup pada tahun 1990 - 2019. Mereka menganalisis data statistik nasional dari 9 wilayah yang memiliki populasi orang panjang umur terbanyak.
Ada pun wilayah tersebut adalah Australia, Perancis, Italia, Jepang, Korea Selatan, Spanyol, Swedia, Swiss, dan Hong Kong.
Tim menemukan bahwa peningkatan harapan hidup secara keseluruhan melambat di 10 negara ini, terutama setelah tahun 2010.
Kelompok kelahiran saat ini memiliki kemungkinan kecil untuk mencapai usia 100 tahun dengan rincian perempuan memiliki peluang 5,1 persen dan laki-laki memiliki peluang 1,8 persen.
Baca juga: Kecepatan Berjalan di Usia 45 Tahun Pengaruhi Penuaan Fisik dan Mental
Dari anak-anak yang lahir pada tahun 2019, mereka yang berasal dari Hong Kong memiliki kemungkinan paling besar untuk mencapai usia 100 tahun dengan perempuan lebih besar peluangnya.
Temuan-temuan ini menunjukkan bahwa untuk terus memperpanjang harapan hidup manusia, lebih banyak penelitian harus disalurkan ke studi gerosains, yang menyelidiki biologi penuaan, bukan hanya penyakit yang terkait dengan proses tersebut.
Dalam konteks ini, penting untuk dicatat bahwa harapan hidup berbeda dengan rentang hidup, yang menentukan usia maksimum yang pernah dijalani manusia.
Olshansky menyarankan untuk menyelidiki cara-cara memperlambat atau membalikkan penuaan selular agar orang-orang tetap "muda" lebih lama.
Misalnya, para ilmuwan tengah mengembangkan obat-obatan yang mungkin dapat memperlambat penuaan dengan memperluas tutup pada ujung kromosom, yang dikenal sebagai telomer, yang biasanya menyusut seiring waktu.
"Sekarang, kita perlu fokus pada pembuatan komoditas paling berharga di bumi, yaitu kehidupan yang sehat," katanya.
Baca juga: 5 Faktor Utama Gaya Hidup Sehat untuk Panjang Umur
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.