KOMPAS.com - Dibandingkan dengan hipertensi, kadar tekanan darah yang rendah atau hipotensi bisa jadi kondisi yang menguntungkan kesehatan dan mengurangi risiko penyakit jantung. Tapi, tidak selalu demikian faktanya.
Hal itu terutama ketika tensi terus menerus rendah karena bisa menjadi gejala penyakit serius, termasuk kehilangan darah, dehidrasi, diabetes, dan sejumlah masalah jantung. Kehamilan juga bisa memicu hipotensi, termasuk juga konsumsi obat-obatan.
Bacaaan tekanan darah memiliki dua angka: tekanan sistolik dan tekanan diastolik. Tekanan sistolik adalah angka pada bagian atas bacaan tekanan darah. Angka ini mengindikasikan tekanan di pembuluh darah saat jantung memompa darah keluar.
Tekanan diastolik adalah angka pada bagian bawah bacaan tensi, yang menunjukkan tekanan di pembuluh darah saat jantung terisi darah.
Jika tekanan darah kita 120/80 mmHg atau lebih rendah, bisa dikategorikan normal. Secara umum, jika tekanan darah di bawah 90/60 mmHg, dianggap terlalu rendah atau disebut hipotensi.
Baca juga: Jarang Diketahui, Ini 5 Hal Tak Terduga yang Bisa Menaikkan Tekanan Darah
Sebagian orang dewasa terkadang memiliki tekanan darah dalam ketegori hipotensi namun tidak ada gejala apa pun. Kondisi ini memang tidak butuh perawatan apa pun.
Pada kasus yang serius, darah rendah dapat menyebabkan turunnya suplai oksigen dan nutrisi ke otak serta organ penting lainnya, yang bisa memicu kondisi yang mengancam nyawa.
Siapa pun bisa mengalami hipotensi, namun ada kelompok orang yang lebih beresiko. Misalnya saja pada orang lanjut usia setelah berdiri terlalu lama. Kondisi ini disebut hipotensi ortosatik.
"Sebenarnya tubuh memiliki mekanisme kompensasi untuk mencegah tekanan darah anjlok saat berdiri setelah duduk lama. Namun, pada sebagian orang refleks ini tidak terjadi," kata dokter jantung Willie E Lawrence.
Dehidrasi atau hilangnya jumlah darah juga bisa menyebabkan hipotensi ortostatik.
Gejala hipotensi
Kebanyakan dokter tidak menganggap darah rendah sebagai masalah, kecuali diikuti dengan gejala tertentu. Gejala tersebut antara lain; susah berkonsentrasi, pusing, pingsan, sakit pada leher, penglihatan buram, atau sesak napas.
Menurut Asosiasi Jantung Amerika (AHA), tidak ada angka spesifik yang mengkelompokkan tekanan darah terlalu rendah. Walau demikian, tensi di bawah 90/60 mmHg masuk dalam definisi klinis hipotensi.
Baca juga: Kenapa Orang Bisa Tiba-tiba Pingsan? Berikut 8 Penyebabnya
Hal yang paling tidak menyenangkan dari darah rendah adalah perasaan lelah dan kurang berenergi.
Penelitian sendiri tidak menemukan kaitan antara tekanan darah rendah dengan sindrom kelelahan kronik, yaitu kondisi yang menyebabkan kelelahan dalam jangka panjang yang tidak membaik walau sudah tidur cukup.
"Jika kita mengukur tensi dan bacaannya rendah, tapi tak ada gejala apa pun, itu tak perlu dikhawatirkan. Normal jika tekanan darah kita naik atau turun, dan tubuh punya kemampuan untuk mengembalikannya jadi normal. Kenali berapa tekanan darah normal kita sehari-hari," kata Lawrence.
Sebaliknya, jika tensi rendah dan kita mengalami gejala lain seperti pusing, mual, dan sebagainya, segera kunjungi dokter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.