Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demam Naik Turun Tanda Penyakit Apa? Berikut Faktanya...

Kompas.com - 22/12/2024, 20:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

Ketika parasit Plasmodium berkembang biak dan menghancurkan sel darah merah, tubuh mengeluarkan berbagai zat kimia yang dikenal sebagai pyrogens, yang memicu suhu tubuh untuk naik. Proses ini menyebabkan puncak demam.

Setelah itu, suhu tubuh bisa turun seiring dengan fase sel darah merah yang baru terinfeksi, menyebabkan penurunan sementara pada suhu tubuh, hanya untuk meningkat lagi pada siklus berikutnya.

Selain demam naik turun, malaria juga dapat disertai dengan gejala lain yang khas, antara lain mual muntah, sakit kepala, nyeri tubuh, menggigil, dan kelelahan.

Baca juga: Waspada Demam Berdarah di Musim Hujan, Ahli Anjurkan 3M dan Vaksinasi

  • Penyakit autoimun

Beberapa kondisi autoimun dapat mengakibatkan demam naik turun.

Penyakit seperti lupus eritematosus sistemik atau rheumatoid arthritis dapat memengaruhi suhu tubuh dan menyebabkan demam intermiten.

  • Kanker

Beberapa jenis kanker, seperti limfoma atau leukemia, juga dapat memicu demam naik turun.

Hal ini disebabkan oleh respons tubuh terhadap sel-sel kanker yang memengaruhi produksi bahan kimia dan sel-sel imun yang mengatur suhu tubuh.

  • Gangguan hormon

Ketidakseimbangan hormon, seperti yang terjadi pada penderita hipertiroidisme atau hipotiroidisme, dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh yang signifikan.

Gangguan pada kelenjar tiroid mempengaruhi metabolisme tubuh, yang berperan dalam pengaturan suhu tubuh.

  • Dehidrasi

Dehidrasi parah dan kekurangan elektrolit juga dapat menyebabkan demam naik turun.

Kekurangan cairan dan elektrolit dalam tubuh mengganggu fungsi sel dan sistem tubuh lainnya, yang akhirnya memengaruhi pengaturan suhu tubuh.

 

  • Efek vaksin atau imunisasi

Beberapa orang mengalami demam naik turun setelah menerima vaksinasi.

Ini adalah reaksi normal tubuh terhadap vaksin yang bertujuan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk membentuk pertahanan terhadap penyakit.

  • Efek obat-obatan

Selain karena penyakit tertentu, demam naik turun juga bisa muncul akibat efek obat yang Anda konsumsi.

Penggunaan obat tertentu, seperti antibiotik, dapat menyebabkan efek samping berupa demam yang naik turun.

Ini terjadi karena reaksi tubuh terhadap obat tersebut atau reaksi alergi yang ditimbulkannya. Efek samping obat bisa menyebabkan peradangan yang memicu perubahan suhu tubuh.

Baca juga: Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Anak Kejang Demam?

Jika Anda atau orang terdekat mengalami demam yang naik turun, terutama jika disertai dengan gejala lain seperti kelelahan, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, ruam, atau kesulitan bernapas, sebaiknya segera mencari pertolongan medis.

Suhu tubuh yang tidak stabil bisa menjadi tanda dari masalah kesehatan serius yang membutuhkan perawatan lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau