KOMPAS.com - Bencana penyakit yang parah sebenarnya terus terjadi dari zaman ke zaman.
Dikutip dari National Library of Medicine (NLM), istilah "pandemi" pertama kali digunakan pada 1666 untuk menggambarkan penyakit yang terus menyebar di suatu negara.
Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MHA, DTM&H, DTCE, FIRS mengatakan bahwa pandemi baru bisa terjadi suatu saat nanti bukanlah hal yang mustahil.
"Kita semua mungkin sebenarnya tahu bahwa pandemi baru akan datang. Kita cuma tidak tahu dua hal saja, kita tidak tahu pandemi itu kapan datangnya dan kita tidak tahu penyakit apa yang menyebabkan pandemi baru," kata Prof Tjandra kepada Kompas.com secara daring.
Baca juga: Antisipasi Pandemi Penyakit Zoonosis, G20 Perkuat Komitmen One Health
Pandemi baru bisa terjadi karena secara ilmiah virus dan bakteri bisa mengalami evolusi, sehingga tercipta macam varian baru dengan tingkat keparahan atau penularan yang lebih tinggi dari sebelumnya.
"Tapi, bahwa pandemi akan datang lagi itu pasti. Itu bukan kata saya, itu kata semua praktisi," terangnya.
Senior Project Leader di Airborne Infection Defense Platform (AIDP) ini mengungkapkan bahwa pandemi selalu berasal dari penyakit versi baru.
"Contohnya Covid-19. Virus corona sudah ada sebelumnya, tapi virus corona yang menyebabkan Covid-19 berbeda dengan virus corona sebelumnya," ujarnya.
Dikutip dari The Pediatric Infectious Disease Journal, virus corona pertama kali dikenal melalui penelitian ilmiah pada 1960-an, tapi penyakit yang ditimbulkan akibat sebaran virusnya berbeda-beda.
Prof Tjandra mengatakan bahwa perubahan iklim juga bisa menjadi faktor risiko penyebab pandemi baru.
"Tentu saja kebiasaan merokok, perubahan cuaca, daya tahan tubuh, segala macam itu berpengaruh terhadap peningkatan risiko infeksi penyakit," ucapnya.
Menurut ulasan National Library of Medicine, perubahan iklim memiliki dampak yang signifikan terhadap penularan penyakit zoonosis (hewan ke manusia) dengan memengaruhi lingkungan vektornya.
Iklim berdampak langsung pada kesehatan melalui iklim ekstrem, kualitas udara, kenaikan permukaan laut, serta pengaruh multifaset pada sistem produksi pangan dan sumber daya air.
Ada banyak alasan lainnya mengapa pandemi baru menjadl lebih mungkin terjadi di masa depan, termasuk peningkatan penggunaan lahan karena perluasan populasi manusia.
Hal itu akan meningkatkan kontak hewan dengan manusia, yang berisiko meningkatkan penularan infeksi penyakit zoonosis juga.